Menelusuri Jejak Bauhaus dan Brutalisme dalam Desain Judul Film The Brutalist
Desainer: Sebastian Pardo
Lingkup: Desain Judul
Klien: Film The Brutalist
Bauhaus adalah tonggak penting dalam sejarah desain dan arsitektur, begitu juga dengan gerakan Brutalisme yang meresponsnya. Dengan kombinasi kesederhanaan, kepraktisan, dan keindahan, Bauhaus meruntuhkan atasan antar seni murni dan kerajinan desain—di waktu yang bersamaan, merespons perubahan sosial dan teknologi pada awal abad ke-20. Bauhaus melahirkan elemen-elemen penting dalam desain seperti tipografi, penggunaan bentuk geometris sederhana, serta pendekatan minimalis yang tetap berporos pada fungsi. Pendekatan Bauhaus menjadi fondasi kokoh bagi Sebastian Pardo, desainer di balik rancangan judul film The Brutalist (Brady Corbet, 2024), dalam menciptakan desain judul yang tak hanya mendukung narasi visual tapi menggambarkan esensi grafis utama yang menjadi nyawa bagi film tersebut.
Sekilas tentang film yang diproduksi oleh A24 dan telah mengantongi sederet penghargaan Golden Globe 2024; The Brutalist menceritakan hidup arsitek visioner László Toth (Adrien Brody) yang melarikan diri dari Eropa pascaperang. Tiba di Amerika, László mewujudkan visinya untuk membangun kembali kehidupan, pekerjaan dalam mendesain bangunan, dan pernikahan dengan istrinya. Film garapan sutradara Brady Corbet ini menarik perhatian bahkan dari unggahan teaser pertamanya, di mana fon judul berjalan mengikuti arus narasi dalam video. Semua elemen tipografi dirancang dengan sangat teliti oleh Sebastian Pardo, salah satu pendiri perusahaan produksi independen MEMORY dan seorang desainer judul film. Sebelum The Brutalist, Pardo telah mendesain judul film untuk karya-karya dari sutradara Barry Jenkins, Sean Durkin, Antonio Campos, dan Gia Coppola.
Saat diwawancarai penulis Stephen Saito untuk artikel “Sebastian Pardo on the Bold-Faced Type of ‘The Brutalist’”, Pardo menjabarkan eksplorasinya ketika mendapatkan kesempatan untuk mendalami gerakan Bauhaus. Lewat berbagai elemen desain, Bauhaus memadukan kesederhanaan—melahirkan fon seperti Futura dan Gill Sans yang “bersih” namun penuh keberanian. Elemen-elemen desain tersebutlah yang menjadi dasar eksplorasi Pardo dalam merancang judul untuk The Brutalist. Melewati proses yang panjang, Pardo menciptakan desain yang menghidupkan elemen minimalisme ala Bauhaus dan eksperimental ala Brutalisme, serta menghadirkan elemen kejutan melalui variasi ketebalan fon, ukuran, dan permainan spasi. Sebagai inti ceritanya, The Brutalist sendiri membawa gaya desain dan arsitektur yang menekankan pada fungsi. Pardo menceritakan, salah satu tantangan terbesar adalah menyeimbangkan elemen minimalis dan maksimalis yang menjadi visi Brady Corbet untuk film ini. “Brady memiliki kompas internal yang sangat kuat untuk menjaga keseimbangan antara kesederhanaan dan kompleksitas.” Lebih lanjut, Pardo menjelaskan, seperti dalam pengaturan teks pembuka, elemen-elemen besar dan tebal akhirnya disimpan untuk kredit akhir karena dirasa terlalu “besar” untuk pembukaan film.
Bauhaus dikenal tidak hanya melalui fon, tetapi juga melalui tata letak yang inovatif. Dalam The Brutalist, Pardo memanfaatkan elemen-elemen seperti garis, ruang kosong, dan bentuk geometris untuk menciptakan dinamika visual yang menarik. Ia terinspirasi oleh dokumen-dokumen internal Bauhaus yang sering menggunakan tata letak unik meskipun hanya untuk memo. “Di masa itu, mereka menggunakan mesin tik dan menciptakan efek visual hanya melalui pengaturan layout,” jelasnya. Dalam desain kredit film, yang belum bisa kita saksikan karena tanggal tayang di Indonesia tak kunjung diumumkan, ia menggunakan pendekatan serupa untuk menghidupkan teks dan memberi energi visual bahkan pada elemen-elemen repetitif seperti daftar nama produser eksekutif.
Sejak rilis teaser The Brutalist, desain judul karya Pardo mendapat banyak pujian. Respons positif dari komunitas film dan desain tidak hanya memperkuat posisi Pardo sebagai desainer judul, tetapi juga membuktikan bahwa desain judul bisa menjadi elemen integral yang meningkatkan pengalaman sinematik. Lewat desain judul The Brutalist, Pardo berhasil merangkum keseluruhan estetika film lewat tipografi yang apa adanya dan bold—menekankan bahwa kekuatan desain itu konkrit. Desain judul film ini juga menampilkan ruang yang luas, menempatkan balok-balok putih lewat grafis geometris yang menguatkan nuansa Brutalisme. Membawa warisan Bauhaus, tata letak tipografi pun dibuat menguasai ruang dengan menggabungkan fon yang berjarak dengan fon yang “dekat” dan tebal. Penggunaan rata kanan dengan area kosong membuat eksperimentasi desain judul ini semakin kuat, ditambah dengan bentuk grafis dasar yang menggabungkan tata letak simetrikal dan asimetrikal. Tipografi dan tata letak tersebut mengingatkan pada desain poster-poster avant grande Soviet yang bersifat eksperimental dan sarat makna politis. Credit roll film menjadi bagian penting yang didesain dengan detail alih-alih hanya menjadi barisan informasi dari keseluruhan film.
Menyaksikan berbagai implementasi dari desain judul film The Brutalist seperti melihat bangunan yang berdiri dengan kokoh. Melalui The Brutalist, Sebastian Pardo juga membangun hubungan yang kuat antara sejarah desain, arsitektur, dan sinema. Dengan perhatian terhadap detail, ia menunjukkan bagaimana tipografi dan tata letak dapat menjadi ruang untuk menceritakan kisah dan menjadi wajah yang merangkum sebuah film.
Sumber Gambar
https://www.imdb.com/title/tt8999762/?ref_=tt_mv_close
instagram.com/thebrutalistmov
