Cook Cook Boooook Cook Zine: Bersama di Meja Ingatan
Desainer: 6616 Creative Hub
Lingkup: Publication
Penerbit: 9i99
Refleksi tentang makanan telah menjadi topik yang hangat antara para kreatif. Dari publikasi hingga pertunjukan, banyak karya telah lahir dari ketertarikan ini— karya-karya tersebut bereksperimen dengan bentuk, tema, dan rasa yang saling menghubungkan individu serta komunitas. Studio desain asal Jakarta 6616 memperkaya diskursus dengan menyalurkan perenungan mereka tentang makanan ke dalam medium cetak melalui Cook Cook Boook Cook, sebuah zine yang diterbitkan di bawah proyek saudara mereka, 9919.
Zine ini mengeksplorasi hubungan antara perayaan dan ingatan melalui kontribusi dari setiap anggota studio. Sekilas pandang pada sampulnya—dengan ilustrasi ceri dan konfeti, dengan judul yang quirky—ilustrasikan pendekatan yang ceria dan dinamis. Saat sekilas menelusuri zine ini, kami melihat ada ledakan warna pada halaman-halaman, yang dikemas dengan skema pastel. Desain visualnya langsung berbicara: setiap cerita memiliki estetika yang khas, mencerminkan memori dan sosok di baliknya.
Membuka halaman pertama, kami disambut oleh daftar isi yang merinci setiap perayaan beserta penulisnya. Halaman ini berfungsi sebagai jangkar—mungkin juga sebagai katalog—yang memetakan beragam momen perayaan: dari ulang tahun, Halloween, Idul Adha, dan Imlek, hingga rutinitas pasca-olahraga dan bahkan makanan kucing. Tidak ada pengantar konvensional, hanya sebuah blurb singkat di sampul. Dengan demikian, daftar isi menjadi jeda yang perlu—menawarkan struktur sebelum pusaran visual dan narasi dimulai.
Filosofi desain zine ini sejalan dengan sifat ingatan itu sendiri. Dalam proses refleksi dan mengenang, kita menghadapi spektrum emosi yang luas—nostalgia, sukacita, kehilangan. Ingatan jarang bersifat linear; waktu bisa menyatu, runtuh, atau tumpang tindih. Merawat ingatan berarti merawat fragmen-fragmennya—karena kita tidak pernah bisa sepenuhnya membangkitkan kembali apa yang telah lewat, hanya mengumpulkan apa yang masih bisa digenggam.Cook Cook Boook Cook merangkul sifat fragmentaris ini, mewujudkannya dalam bentuk dan narasi: setiap bagian hadir sebagai pecahan memori, yang dibentuk oleh momen kejadiannya dan lanskap emosional yang ia lewati—entah berakar pada keseharian atau pada ritual yang jarang terjadi.

Format zine ini memberi ruang bagi setiap kontribusi untuk hidup dengan caranya sendiri. Tampaknya setiap karya dirancang dengan logika desain yang unik—secara visual dan naratif disesuaikan dengan kisah yang dibawanya. Walaupun kita tidak tahu seberapa besar kebebasan kreatif yang diberikan kepada para penulis, tata letaknya menunjukkan intensi yang jelas: dari pemilihan jenis huruf yang mencerminkan nada, tata letak yang mengakomodasi foto pribadi atau ilustrasi, hingga relasi warna antara latar dan teks.
Membaca zine ini terasa seperti keluar-masuk dari satu dunia ke dunia lain. Setiap cerita mengundang kita untuk tenggelam di dalamnya—menyuguhkan perjalanan melalui ingatan yang beragam, alih-alih benang merah yang linier dan kurasi yang ketat. Beberapa karya favorit kami menyoroti perspektif budaya yang menggugah dan menantang batasan perayaan yang konvensional. Misalnya, ritual Idul Adha dari Agita—dilihat dari perspektif non-Muslim di lingkungan mayoritas Muslim—menggambarkan perayaan kolektif lintas batas. Begitu pula dengan Kumpul Keluarga Flores karya Donna dan Funeral Celebration dari Nathan, yang mengeksplorasi bagaimana momen kehilangan justru dapat membangkitkan koneksi dan memori bersama antar anggota keluarga yang terpisah.
Beberapa karya menonjol lainnya termasuk Dongzhi Festival Winter Solstice dari Cherry, yang bereksperimen dengan narasi dwibahasa, memadukan bahasa Inggris dan Mandarin untuk mencerminkan perayaan lintas budaya. Dalam Chinese New Year milik Mia, kue Nastar—yang biasa diasosiasikan dengan Lebaran—dihadirkan sebagai bagian penting dari perayaan Imlek, menyoroti bagaimana makanan dapat melintasi batas tradisi. Lewat karya-karya ini, zine ini menunjukkan bahwa makanan dan ingatan, layaknya budaya, bersifat cair dan mudah menyebar.
Pada akhirnya, Cook Cook Boook Cook adalah eksperimen dalam mengkonseptualisasikan ingatan melalui desain. Ia mengajukan pertanyaan:
Bagaimana kita merawat tekstur memori yang begitu banyak tanpa menyederhanakannya?
Bagaimana kita menghormati keberagaman pengalaman tanpa memaksakan kesatuan?
Dalam menavigasi pertanyaan-pertanyaan ini, 6616 tidak menawarkan jawaban pasti—melainkan ruang untuk mengeksplorasi. Zine ini mengajak kita untuk tinggal sejenak di dalam fragmen dan warna-warna memori; melihat perayaan bukan sebagai sesuatu yang tunggal, melainkan sebagai sesuatu yang pribadi, kolektif, dan selalu berubah.