Intermezzo: Transformasi Visual Desain Buku Sally Rooney

oleh Dhanurendra Pandji

Jika sebelumnya Sally Rooney dikenal dengan novel-novel yang mengeksplorasi dinamika hubungan dari perspektif perempuan, maka novel Intermezzo menandai evolusi naratif dalam karier kepenulisannya. Setelah sukses dengan Conversations with Friends, Normal People, dan Beautiful World, Where Are You, pada novel keempatnya Sally Ronney memusatkan cerita pada dinamika hubungan dua saudara laki-laki dan perjuangan mereka menghadapi kehilangan. Perubahan ini tercermin pada desain sampul yang berbeda dari buku-buku Rooney sebelumnya: lebih gelap, simbolis, dan maskulin.  

Intermezzo rilis di Inggris pada bulan September 2024 oleh penerbit Faber & Faber. Buku ini hadir dengan desain sampul lugas yang justru memberi kesan non-konvensional. Desainer dan illustrator in-house Faber & Faber yang terlibat dalam merancang sampul novel ini, Kishan Rajani, menampilkan tiga elemen utama di atas latar belakang berwarna putih. Nama penulis, Sally Rooney, ditulis dalam Maax Display Ultra dengan warna biru elektrik yang menyolok. Di bawah nama penulis, ada ilustrasi dalam bidang persegi; seorang pria berdiri di latar belakang, kaki pria lain membingkai gambar di depan, dan sebuah bidak catur jatuh di dekat kakinya. Di bagian paling bawah judul buku ditulis dengan typeface Le Murmure, semuanya dalam huruf kapital berwarna hitam. 

Dalam artikel wawancara majalah GQ berjudul Behind the design of Intermezzo, Sally Rooney’s new novel, Kishan mengungkapkan penggunakan ukuran teks yang besar dan pemilihan warna biru tersebut agar novel ini dapat dengan mudah dikenali dalam berbagai medium, baik daring maupun luring. “Kami ingin menjualnya di mana-mana, jadi harus baik secara online maupun langsung! Hal ini juga memengaruhi pengguanaan warna biru yang kami pilih – akan terlihat sangat indah di rak buku dan juga meninggalkan kesan saat Anda melihatnya secara online.

zoom-1-(1)
Intermezzo by Sally Rooney

Judul Intermezzo diambil dari permainan istilah dalam musik dan catur. Dalam musik artinya selingan; dalam catur artinya langkah yang tak terduga. Keduanya merupakan inti dari novel garapan Sally Rooney tersebut. Permainan kata ini diterjemahkan secara visual dengan pemilihan typeface Le Murmure yang terkesan playful sehingga memberikan kontras pada teks lain yang tampak pada sampul. “Ketika saya mulai membuat sampul, saya sering memulai dengan tipografi karena tipografi memiliki bobot yang sangat besar dalam menyampaikan pesan – baik dalam judul itu sendiri, juga karakter fon,” ungkap Kishan Rajani pada majalah GQ. “Jadi ketika saya mendesain (buku) ini, saya menemukan tipografi cukup awal, lalu kemudian kami bermain dengan ilustrasi,” tungkasnya. Seluruh kampanye marketing Intermezzo juga menggunakan standar grafis yang sama. Baik itu pada poster, situs web, dan aneka merchandise menggunakan trikotomi warna biru-putih-hitam dan duo jenis typeface. Edisi sampul tebal Jerman yang diterbitkan oleh Claassen juga mengikuti desain dasar yang sama dengan apa yang dibuat oleh Faber & Faber dengan menampilkan Maax Display dan Le Murmure.

Pada bagian ilustrasi, Kishan menyoroti prosesnya dengan pembacaan dan seleksi pesan yang ingin disampaikan dari plot cerita. Dua pria yang ada dalam ilustrasi tersebut adalah Ivan dan Peter Koubek, dua saudara asal Dublin yang berduka atas kematian ayahnya. Ivan adalah lelaki berumur 22 tahun yang kikuk, seorang genius catur. Ia menjalin cinta dengan Margaret, direktur program kesenian yang umurnya terpaut jauh di atasnya. Sementara itu Peter, kakak dari Ivan, adalah seorang pengacara yang memiliki hubungan rumit dengan Naomi–perempuan yang berumur jauh di bawahnya dan sahabatnya sendiri, Sylvia. Kishan menggambarkan kisah ini dengan cukup dramatis. Sudut gambar mengesankan seorang pria berjalan mengangkangi pria lain yang berdiri memunggung dengan kepala merunduk dan kedua tangannya tersimpan di saku. Ada rasa duka dan rahasia yang coba disembunyikan. Konflik tersirat dari sudut pemilihan gambar, dua pria tersebut berdiri berseberangan dalam proporsi yang berbeda dan gestur yang menandakan dominasi. Kemudian bisa kita lihat bidak ratu putih yang tak berada di tempat semestinya, nyaris terinjak oleh kaki pria berukuran besar di sana. Bidak ratu tersebut, selain menandai karakter Ivan, juga menjadi kunci naratif novel ini; relasi kuasa dan hubungan romantis. “Ini tentang mengambil beberapa poin plot cerita, dan menimbang apa yang ingin kami sampaikan dan apa yang tidak, dan (membuat desain yang) cukup terbuka sehingga orang dapat maknainya sendiri,” jelas Kishan.

zoom-2-(1)
Sally Rooney

Ketika kita beralih ke bagian belakang buku, terdapat terdapat komposisi bidang papan catur berwarna putih dan biru. Bagian yang berwarna putih yang menyatu dengan latar belakang bersikan penggalan teks yang ditulis dengan Garamond Premier dalam format italic. Sementara bagian warna biru berisikan ilustrasi bidak kuda, seorang perempuan tengah berjalan, dan siluet anjing — ilustrasi yang juga dipilih penerbit Claasen untuk terbitan bahasa Jerman. Di balik sampul tersebut, kita juga akan menemukan motif papan catur dalam warna indigo dan midnight blue. Dengan demikian identitas visual dari buku ini semakin kuat dan holistik. 

Apabila kita membandingkan desain sampul Intermezzo dengan desain sampul novel-novel Sally Rooney yang lain, kita akan segera melihat perbedaan karakternya. Pada Conversations with Friends, desain sampul didominasi warna kuning keemasan dengan warna putih untuk ilustrasi dan tipografinya. Sementara pada Intermezzo komposisinya lebih banyak didominasi teks dan ilustrasi, komposisi visual pada sampul Conversations with Friends terasa cukup lega dengan memanfaatkan lebih banyak whitespaces. Demikian pula ilustrasinya terkesan lebih feminin dengan menampilkan dua sosok perempuan yang digambarkan dengan gaya ilustrasi tangan. Hal serupa juga berlaku pada Normal People yang memiliki kemiripan layout dan gaya ilustrasi dengan Conversations with Friends. Sementara itu Beautiful World, Where Are You menampilkan sampul berwarna pastel, dengan bentuk-bentuk organik dan jenis ilustrasi datar yang memberikan kesan retro, juga melankolis. 

Secara kasat mata pemilihan warna, tipografi, dan ilustrasi yang diterapkan pada buku Intermezzo pun turut mengikuti progresi kepenulisan Sally Rooney. Pemilihan warna, tipografi, serta ilustrasinya justru memperkuat kompleksitas emosional yang terkandung dalam cerita. Sampul buku ini berhasil menawarkan kepada kita permainan visual yang lugas, elegan, tapi tetap menarik rasa penasaran. 

gallery-6-(1)
gallery-5-(1)
gallery-4-(1)
gallery-3-(1)
gallery-2-(1)
gallery-1-(1)
About the Author

Guest Writer

Brilliant minds in the creative industry invited to contribute their thoughts revolving the arts field.