Menggali Konsep Desain Olimpiade Paris 2024

Kompetisi, kontroversi, hingga keindahan visual Olimpiade Paris 2024 menjadi sorotan dunia sejak dibukanya perhelatan ini pada 26 Juli lalu. Tak bisa dipungkiri, desain memainkan peran penting dalam kompetisi yang diadakan setiap empat tahun sekali ini—membuat Olimpiade Paris 2024 memiliki daya tarik yang kuat dari perspektif visual. Alih-alih hanya mengikuti fungsi sebagai medium komunikasi yang menghubungkan atlet, penonton, dan dunia, seluruh elemen visual Olimpiade Paris 2024 didesain dengan konsep artistik yang matang dan menyuarakan semangat Prancis yang dipengaruhi oleh fashion, arsitektur, dan sejarah. 

Identitas visual Paris 2024 pertama kali diumumkan pada 2019 dengan mengenalkan ikon perempuan yang mewakili Republik Prancis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, identitas visual tersebut digunakan untuk dua perhelatan besar: Olimpiade dan Paralimpiade—merefleksikan ambisi Paris 2024 untuk merevolusi kompetisi olahraga ini. Ada banyak frasa yang mampu menggambarkan desain Paris 2024 secara keseluruhan: elegan, lembut namun penuh gairah, memberontak dengan gaya, idealis—segala yang dimiliki oleh Prancis dan orang-orang yang bermukim di negara tersebut. Desain yang lahir dari hasil pemikiran panjang ini memadukan modernitas dengan sentuhan warisan Art Deco yang mencapai puncaknya pada 1924, di mana Prancis juga menjadi tuan rumah Olimpiade.

Saat berbicara soal identitas Paris 2024, tentu hal pertama yang menjadi sorotan adalah logo, yang pertama dalam sejarah menampilkan wajah perempuan. Didesain oleh Sylvain Boyer, desainer dari brand and innovation consultancy berbasis di Paris bernama Royalties, logo Olimpiade Paris 2024 memadukan tiga elemen utama dengan makna masing-masing: wajah Marianne, seorang perempuan yang melambangkan kebebasan Prancis (dari etimologi kata: franc/frei/free); api Olimpiade sebagai simbol kemajuan untuk semua; dan emas yang melambangkan keunggulan manusia. Dalam situs resminya, Royalties menyatakan bahwa walaupun mengandung banyak makna, logo ini bukan sekadar simbol, melainkan sebuah janji dari Paris 2024 kepada dunia untuk merevolusi Olimpiade—menjadikannya wadah yang inklusif. Secara teknis, hal menarik dari logo Paris 2024 adalah penggunaanecobranding dalam pedoman desainnya: grafis yang menggunakan lebih sedikit tinta, tipografi dengan variabel khusus yang mampu menghemat energi dan kertas, warna ramah lingkungan, dan desain situs web resmi dengan pilihan warna redup untuk membatasi konsumsi energi pada layar ponsel. Logo Paris 2024 telah menetapkan standarecobranding dalam desain yang akan menjadi inspirasi bagi perhelatan-perhelatan besar lainnya.

Selain logo, identitas visual Paris 2024 yang terlihat di seluruh sektor kompetisi adalah elemen grafis utama berupa gabungan geometri dengan perpaduan berbagai warna yang harmonis. Dalam wawancara dengan Creative Review UK, Julie Matikhine, Brand Director Paris 2024, mengatakan bahwa grafis utama tersebut didasarkan pada slogan “Sous les pavés, les Jeux” yang berarti “Di bawah batu paving, Olimpiade”. Kalimat tersebut mengekspresikan sikap revolusioner di masa pembangunan dengan batu paving yang menjadi simbol dasar yang kokoh di setiap kota, desa, dan jalan-jalan di Prancis. Berangkat dari gagasan tersebut, grafis utama Olimpiade terinspirasi dari bentuk geometris dan tekstur batu paving yang disusun hingga membentuk bangunan.  Bentuk geometris tersebut juga mengambil inspirasi dari simbol dan arsitektur kota tuan rumah seperti Menara Eiffel, ombak Sungai Seine, dan berbagai arena lapangan di mana berbagai cabang olahraga dimainkan—terlihat dari lengkung trek pada visualnya. 


Campuran garis tajam dan bentuk grafis sederhana yang bersatu dalam sistem grid tersebut merupakan cerminan gaya Art Deco. Warna yang digunakan untuk grafis utama Paris 2024 adalah campuran hijau, ungu, biru, merah muda, putih, dan emas, dengan nuansa pastel yang menegaskan bahwa Prancis adalah negara mode dan budaya—mengundang banyak orang untuk merasakan kehidupan yang elegan, optimis, penuh gairah dan estetika, serta kegembiraan. Nuansa Art Deco juga dituangkan pada desain tipografi Paris 2024 garapan jli Type Studio. Famili typeface Paris 2024 memiliki berbagai alternatif variabel, italics, dan glyphs dengan bentuk yang menyerupai arsitektur khas Prancis seperti huruf “A” kapital yang mencerminkan Menara Eiffel.

Dari identitas visual utama, grafis Paris 2024 diturunkan ke rangkaian piktogram yang merepresentasikan setiap cabang olahraga. Berbeda dengan piktogram Olimpiade di negara-negara sebelumnya, Paris 2024 menekankan pada garis, geometri, dan peralatan olahraga alih-alih menonjolkan ikonografik manusia—sebuah tribut untuk Olimpiade Meksiko 1968. Setiap piktogram Paris 2024 terdiri dari tiga elemen grafis: sumbu simetri; penggambaran lapangan; dan representasi olahraga yang diilustrasikannya. Misalnya, untuk cabang olahraga atletik yang umumnya digambarkan dengan ikon manusia, dua gambar sepatu berada di sisi berlawanan dari lintasan lari berbentuk oval. Piktogram yang mengandalkan garis dan bentuk ini adalah gebrakan grafis yang segar untuk Olimpiade. Setiap piktogram yang diturunkan ke lapangan akan terlihat meruang dan ikut membentuk area pertandingan. Obyek yang mirroring di setiap piktogram pun memberikan kesan elegan—layaknya kartu dan lambang kerajaan. Sayangnya, pendekatan desain ini dinilai banyak pihak melupakan fungsinya. Dalam sejarah Olimpiade, piktogram menjadi alat penuntun ribuan atlet dan jutaan penonton dari latar negara dan bahasa yang berbeda untuk menemukan cabang olahraga yang mereka tuju. Grafis piktogram Paris 2024 dengan fokus pada garis dan bentuk dirasa tidak mampu mengkomunikasikan informasi terkait cabang olahraga dengan jelas, seperti yang dituliskan The Loop Marketing: “Meskipun pendekatan ini berhasil dalam desain dan identitas unik Paris 2024, ini (piktogram) sangat kurang dalam hal fungsionalitas. Pendekatan ini benar-benar meleset dari tujuan asli piktogram: untuk berkomunikasi dengan mudah tanpa menggunakan bahasa tulisan.”

Membicarakan desain Olimpiade Paris 2024 rasanya kurang jika tidak mengikutsertakan desain spasial yang juga menjadi sorotan publik. Dengan penyelenggara yang berupaya meminimalkan pembangunan baru guna mengurangi jejak karbon, hampir semua dari 35 venue berupa bangunan yang sudah ada, atau struktur sementara yang didirikan di beberapa landmark terkenal di Prancis. Tak hanya dirancang mengikuti pedoman fungsi ruang, setiap tempat pertandingan juga menerapkan identitas visual lewat penempatan elemen grafis di dinding-dinding lapangan dan palet warna utama yang ditampilkan secara harmonis seperti pada trek papan luncur, atletik, hingga voli pantai. 

Awalnya digunakan sebagai tempat eksekusi selama Revolusi Prancis, Place de la Concorde sementara diubah menjadi kompleks olahraga yang akan menjadi tuan rumah untuk trek papan luncur atau skateboard. Seperti yang kita ketahui, trek skateboard merupakan ruang yang rumit secara konstruksi dan desain spasial. Pada Olimpiade Paris 2024, trek ini tak hanya dibuat menantang bagi para atlet, namun juga artistik dengan meletakkan warna biru muda dan merah muda pastel pada puncak-puncak landai. Warna tersebut memberikan siluet tersendiri bagi area trek yang bergelombang—membuat sebuah area pertandingan memuaskan secara visual. Trek lain yang menjadi sorotan adalah atletik dengan dominan warna ungu dengan nuansa pastel yang mengelilingi lapangan. Lintasan tersebut didesain oleh grup manufaktur asal Italia bernama Mondo yang telah membangun trek stadion utama untuk setiap Olimpiade sejak tahun 1992. Trek atletik umumnya berwarna merah bata atau biru, namun Paris 2024 dengan berani membawa nuansa baru yang lebih elegan dan feminin—mengingat acara olahraga selalu identik dengan warna-warna lantang yang maskulin. Lintasan baru dengan sembilan jalur ini berwarna ungu muda di bagian tengah dan ungu yang sedikit lebih gelap di tepinya. Sementara itu, warna abu-abu digunakan pada tikungan sebagai tribut pada lintasan pada Olimpiade Paris 1924. Perpaduan warna yang harmonis tersebut tak hanya mendukung identitas visual Paris 2024 yang kuat, namun juga memberikan pengalaman ruang saat menyaksikan dan berada di lintasan pertandingan—dengan siluet yang memanjakan mata.

Desain spasial memang menjadi salah satu konsep utama yang diusung Paris 2024. “Look of the Games” atau “Tampilan Olimpiade” adalah salah satu nilai tambah yang ditawarkan oleh Paris 2024, di mana identitas visual akan menghiasi semua lokasi yang terlibat dalam Olimpiade, seperti area kompetisi dan Desa Atlet. Sejalan dengan ambisinya untuk menciptakan sejarah dengan merevolusi simbol-simbol Olimpiade, Paris 2024 menghadirkan tampilan yang keluar dari pakem, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, tampilan ini juga disesuaikan dengan kota-kota tuan rumah yang berbeda—warna-warni dan estetis, berani namun minimalis, dan modern namun kaya simbolisme. Dalam situs resminya, Olimpiade Paris 2024 menyatakan bahwa “Look of the Games” ini dirancang untuk merayakan olahraga, menghidupkan suasana dengan identitas visual yang penuh warna, merayakan style dan keanggunan yang sangat Prancis, menyambut kembali Art Deco, dan menerapkan keberkelanjutan.

Olimpiade Paris 2024 merupakan perayaan visual dengan desain sebagai kendaraan utamanya—pun ada banyak isu yang ingin disuarakan acara olahraga ini lewat identitas visual. Tampilan akhir dari semua elemen desain Paris 2024 yang kita lihat saat ini merupakan hasil kolaborasi desainer dari berbagai sektor—grafis, tipografi, hingga spasial. Kemeriahan visual Paris 2024 secara apik dirangkum dalam poster resmi karya ilustrator Ugo Gattoni yang membawa kita ke Paris versi utopis—kota yang terbuka untuk dunia, wadah yang inklusif di mana olahraga dirayakan di berbagai sudut, dan pengaruh gerakan Art Deco menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa kini. Lewat desain, Paris 2024 tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga mengangkat nilai-nilai artistik dan simbolik khas Prancis.

Slide-1
Slide-2
Slide-3
Slide-4
Slide-5
Slide-6
Slide-7
Slide-8
Slide-9
Slide-10
Slide-11
Slide-12
Slide-14
Slide-13
Slide-15
Slide-16
Slide-17
Slide-18
Slide-19

Foto milik Olympics.com dan Royalties.fr

About the Author

Alessandra Langit

Alessandra Langit is a writer with diverse media experience. She loves exploring the quirks of girlhood through her visual art and reposting Kafka’s diary entries at night.