Chip Kidd: Di Balik Sampul Jurassic Park, Batman, dan Cheese Monkey

oleh Dhanurendra Pandji

"Sampul buku adalah distilasi. Haiku dari sebuah cerita," - Chip Kidd, TEDTalks: Designing books is no laughing matter. OK, it is

Chip Kidd adalah seorang desainer grafis yang–barangkali bisa kita sebut–paling berpengaruh dalam desain sampul buku modern. Sebut saja sampul 1Q84 karya Haruki Murakami, Naked karya David Sedaris, American Psycho karya Bret Easton Ellis, juga The Road karya Cormac McCarthy. Pendekatannya menggabungkan seni grafis dan teknik naratif telah mengubah cara kita melihat sampul buku. Salah satu desain Kidd yang paling ikonik adalah siluet fosil T-rex pada buku Jurassic Park karya Michael Crichton. Sebuah capaian yang akan terus ia sematkan dalam biografinya.

Bagi Chip Kidd, desain sampul bukan semata perangkat marketing sebuah buku. Dalam pernyataannya di Smashing Magazine, “Orang tak akan membeli buku hanya karena sampulnya”. Sampul buku adalah wajah dari buku itu sendiri, yang berarti adalah suatu kesatuan. Desain sampul juga bukan dibuat untuk menjelaskan sebuah buku, melainkan untuk “menarik pembaca membuka buku tersebut sehingga mereka mulai membacanya dan melakukan investigasi terhadap isinya”, ujar Kidd menjawab pertanyaan Spyros Zevelakis tentang aspek marketing sebuah buku. Pada titik tersebut, menurutnya, buku itu sendiri yang akhirnya menentukan apakah ia cukup menjual atau tidak. Jelas, Kidd betul-betul paham menempatkan dirinya sebagai desainer. Di wawancara yang sama, ia menarik garis tegas antara peran seniman dan desainer. Ia tak melihat praktiknya sebagai ekspresi personal. Pada prinsipnya, desain sampul selalu menyesuaikan diri dengan karya seni yang dihadapinya, dan bukan sebaliknya. Dengan pendekatan ini, Kidd menciptakan sampul yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga memperkaya pengalaman membaca sejak pandangan pertama.

Kidd tumbuh bersama pop kultur Amerika Serikat. Di antara lembar halaman komik Batman dan Superman ia menumbuhkan minatnya pada desain grafis. Selain dikenal sebagai desainer, pria kelahiran Pennsylvania tersebut juga merupakan pakar Batman terkemuka. Obsesinya pada komik tak pernah pudar. Buku pertamanya sebagai penulis, desainer, dan direktur artistik adalah Batman Collected yang diterbitkan Bulfinch pada 1996. Ia juga terlibat dalam proyek reinterpretasi arsip lintas-kultur Bat-Manga!: The Secret History of Batman in Japan tahun 2008. Selain itu ia juga banyak berkolaborasi dalam proyek komik lainnya seperti Watching the Watchmen: The Definitive Companion to the Ultimate Graphic Novel bersama Dave Gibbons, The Complete Peanuts bersama Charles Schulz, dan Fantastic Four No. 1: Panel by Panel karya Stan Lee dan Jack Kirby.

Sementara profesi desainer seringkali berperan di balik layar, Kidd merasa reputasi besarnya di dunia desain merupakan konsekuensi pekerjaannya. Setelah menyelesaikan studi Desain Grafis di Pennsylvania State University, ia memulai kariernya di Knopf, sebuah lini penerbitan Random House, pada tahun 1986. Di sana ia merancang sekitar 75 sampul buku dari nama-nama penulis besar setiap tahunnya. Ia tak mengikuti satu mazhab desain tertentu, pun ia tidak mengedepankan gaya personal dalam desainnya. Alih-alih ia mengandalkan sensibilitas visualnya dan beradaptasi dengan kebutuhan masing-masing buku yang ia garap. Setiap buku memiliki persoalan unik yang menuntut perlakuan spesifik. Maka dari itu Kidd mencoba pendekatan yang berbeda-beda pada setiap desain sampul buku. Pada Zevelakis ia menyatakan bahwa desainer sampul–di belahan dunia manapun–akan selalu mendapat kredit atas karyanya. Seiring berjalannya waktu, orang mulai mengenal namanya dari buku-buku yang mereka baca. 

Dalam mendesain sampul buku, Chip Kidd sering menggunakan pendekatan "visual paradox” dengan menampilkan sesuatu yang secara visual tampak sederhana tetapi memiliki makna kompleks. Misalnya pada buku Jurassic Park karya Michael Crichton, dalam wawancara bersama Guy Raz di TED Radio Hour ia menceritakan proses awalnya dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana cara membuat buku ini terlihat seperti buku tentang dinosaurus yang tidak seperti buku-buku lain yang pernah Anda baca tentang dinosaurus?”. Seperti yang kita ketahui kemudian, Kidd menemukan solusi dengan menampilkan siluet fosil T-rex yang ia temukan di sebuah museum untuk menggambarkan hal yang sebaliknya di dalam cerita di mana para dinosurus justru dihidupkan kembali melalui rekayasa genetik. Hal serupa juga ia terapkan pada buku autobiografi Augusten Burroughs berjudul Dry. Ia ingin buku itu terlihat seperti sedang membohongi pembaca, memberikan kesan putus asa dan tanpa harapan seperti yang dilakukan oleh seorang pecandu alkohol. Kidd lantas melarutkan tinta pada desain tipografi yang telah ia cetak dengan air sehingga menciptakan efek paradox antara teks judul dan kesan visualnya.

zoom
Via CAROUSEL Magazine at https://blog.carouselmagazine.ca/from-the-archive-c33-laliberte-vs-kidd/

Pada sampul buku Naked oleh David Sedaris, Kidd memberikan ruang imajinasi bagi pembaca untuk mengisi narasinya dengan mengeksploitasi teknik eufemisme. Kidd menampilkan celana dalam berwarna putih, lapisan kain terakhir yang digunakan seseorang menuju ketelanjangan, tanpa menunjukkan ketelanjangan itu sendiri. Kidd sengaja memberikan ruang penafsiran yang luas dalam mencerminkan tema "ketelanjangan" baik secara fisik maupun emosional. 

Salah satu karya Chip Kidd yang paling menonjol adalah desain untuk 1Q84 oleh Haruki Murakami. Dalam novel ini, Kidd menggunakan lapisan transparan untuk menciptakan pengalaman visual multi-dimensi. Lapisan kertas semi-transparan di sampulnya menggambarkan dua realitas yang paralel, mencerminkan tema utama novel. Kidd semacam menciptakan dramaturginya sendiri pada sampul 1Q84. Desain ini memungkinkan pembaca untuk “membuka” lapisan cerita bahkan sebelum membaca isinya. Selain berfungsi sebagai pelindung, sampul juga bagian dari pengalaman membaca itu sendiri. 

Tidak hanya dikenal sebagai desainer sampul buku, Chip Kidd juga sebagai penulis yang berhasil membawa sensibilitas desainnya ke dalam dunia sastra. Dalam novel debutnya, Cheese Monkeys (2001), Kidd mengeksplorasi pengalaman seorang mahasiswa seni grafis di era 1950-an yang berusaha memahami esensi desain. Melalui narasi yang tajam dan penuh humor, Kidd menyisipkan prinsip-prinsip desain ke dalam struktur cerita. Novel ini tidak hanya berbicara tentang desain, tetapi juga dirancang dengan pendekatan visual yang memperkuat tema-tema utamanya; seperti sampul yang menyerupai buku pelajaran seni grafis klasik. Sekuelnya, The Learners (2008), memperdalam tema moral dan emosional dalam dunia desain profesional, terutama saat tokoh terlibat dalam eksperimen psikologi Yale yang terkenal, yakni eksperimen Milgram. Chip Kidd di sini menggunakan elemen grafis yang sering digunakan dalami poster film noir untuk mencerminkan ketegangan psikologis di dalam ceritanya

Kidd cukup konservatif dalam melihat karya visual. Di tengah senjakala percetakan akibat berkembanganya buku-buku digital, ia tidak kehilangan keyakinannya pada medium cetak. “Apa yang sudah kita lihat adalah sesuatu yang orang ingin baca dan simpan membuat percetakan tetap hidup. Sesuatu yang orang ingin baca dan buang sekarang dalam bahaya. Saya beruntung: Saya bekerja di Knopf. Artinya sebagian besar yang saya desain adalah literatur edisi pertama. Buku-buku tersebut merupakan arsip: Anda akan merasa aneh jika membuang buku bersampul tebal itu. Anda mungkin akan memberikannya pada seseorang, menyumbangkannya, tapi Anda tidak akan membuangnya ke tempat sampah,” tegas Kidd dalam Chip Kidd ‘Gasp! You Did It!’ majalah CAROUSEL edisi 33. “Sama seperti komik, dengan beragam formatnya sekarang, hakikatnya mereka adalah ‘budaya cetak’. Tentu saja, komik web adalah fenomena dan orang-orang menyukainya, tetapi saya tidak melihat hal itu menantang pasar cetak. ‘Budaya cetak’ memang sedang berkembang, tetapi ‘percetakan’ selalu berkembang,” lanjutnya. Ia memuja kekhasan medium cetak. Dalam kesempatan yang sama, ia menyatakan bahwa Ia tak tertarik melakukan permak pada cetakan lawas, sebab hal tersebut justru menghilangkan kekhasan grain, warna, dan ragam elemen visual dari cetakan lawas. Baginya hal itu bernilai arsip. Ia menikmati memorabilia, buku, komik, dan benda-benda koleksi lainnya sebagai objek estetik karena pengalaman fisik yang tidak mungkin tergantikan.

Melalui pendekatan yang unik, Chip Kidd menjadikan desain sebagai jalinan naratif yang menjembatani antara bentuk dan konten. Dari siluet T-rex ikonik pada Jurassic Park hingga transparansi multi-dimensi di 1Q84, setiap karya Kidd mencerminkan sensibilitas visual yang mendalam dan pemahaman tentang esensi cerita. Kidd menunjukkan pemahamannya bahwa buku adalah objek fisik yang melibatkan interaksi visual dan sentuhan, menjadikan desain sebagai bagian integral pengalaman membaca. Keberhasilannya bisa dibilang melampaui dunia penerbitan. Karya-karya kidd merupakan warisan yang tak ternilai dalam desain grafis bahkan budaya pop global.

Sumber Gambar

The Learners: Simon & Schuster 
Batman Collected: Batman News Batman: Death by Design Review
1Q84: https://blog.carouselmagazine.ca/from-the-archive-c33-laliberte-vs-kidd/
Fantastic 4: Goodreads Fantastic Four No. 1
Watchmen: Penguin Random House
Naked: Goodreads Naked by David Sedaris
Bat-Manga: Amazon.com Bat-Manga!: The Secret History of Batman in Japan
American Psycho: Bad Reputation American Psycho
Jurassic Park: Love in the Time of Chasmosaurs: Chip Kidd
Cheese Monkeys: Simon & Schuster

gallery-1
gallery-2
gallery-3
gallery-4
gallery-5
About the Author

Guest Writer

Brilliant minds in the creative industry invited to contribute their thoughts revolving the arts field.