Di Balik Republik Sebelah Mata: Sejauh Mata Memandang x Eko Nugroho di JFW 2025

Pada hari terakhir (27/10) Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 yang diadakan di Pondok Indah Mall, Jakarta, runway Sejauh Mata Memandang dihiasi dengan pola-pola khas merek ini yang berpadu harmonis dengan motif-motif familiar dari karya Eko Nugroho. Koleksi Republik Sebelah Mata, yang digagas oleh Chitra Subyakto, Direktur Kreatif dan Pendiri Sejauh Mata Memandang (SMM), bersama seniman terkenal Eko Nugroho, dan desainer visual Felix Tjahyadi, tidak hanya memukau dengan keindahannya, tetapi juga menghadirkan nuansa ketegangan, dengan desain-desain yang mengambil tonalitas yang lebih gelap.

Konsep kolaborasi dengan Eko untuk koleksi ini dimulai beberapa tahun sebelum JFW 2025. Chitra dan Felix, yang telah lama menjadi pengagum karya Eko Nugroho sejak jauh sebelum karya eksklusifnya ditampilkan dalam film Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016), di mana Chitra bertindak sebagai stylist di lokasi syuting, memutuskan untuk mewujudkan kerja sama ini. "Regardless dari itu, memang karya Mas Eko sendiri, buat saya, sangat kena dan cocok. Terutama, kata-katanya, verbalnya. Kalau visual sudah pasti lah," kata Felix. Beberapa tahun setelah Felix menjadi kolaborator jangka panjang SMM, Chitra memberi Felix sebuah set wayang Eko yang memicu percakapan mengenai kemungkinan kolaborasi dengan sang seniman. Mereka berdua kemudian mengunjungi pameran solo Eko Nugroho pada 2023, Cut the Mountain and Let It Fly, di ROH Projects, Jakarta, di mana mereka juga bertemu dengan keluarga Eko. Momen ini akhirnya menjadi pemicu tercapainya aspirasi kolaborasi yang telah lama mereka pendam.

Zoom-1-Revisi

Chitra menjelaskan bahwa setelah mereka berdiskusi tentang kemungkinan kolaborasi, Eko mengumpulkan beberapa karya ikoniknya untuk ditinjau oleh Chitra dan Felix. Setelah memberikan daftar ikon tersebut kepada mereka, Eko sepenuhnya menyerahkan kendali kepada mereka. "Jadi sebenernya Mas Eko baru lihat karyanya itu di malam DEWI Fashion Knights itu," jelas Chitra. Felix, yang sangat familiar dengan arsip SMM, kemudian mulai mencari titik temu visual antara kedua entitas tersebut. Elemen visual khas dari karya Eko, seperti UFO, alien, monster, dan mata, digabungkan dalam setiap tampilan dengan elemen-elemen inti SMM, termasuk ayam dan kipas roda. "Ini yang mau saya coba kawinkan. Bagaimana kalau ayam Sejauh dileburkan dengan mutasi aliennya Eko Nugroho. Ini adalah payung daripada kolaborasi ini," jelas Felix.

Felix menjelaskan bahwa koleksi ini awalnya dimaksudkan untuk merayakan ulang tahun SMM yang ke-10, dengan tujuan memberikan cukup waktu agar koleksi ini dapat diwujudkan dengan maksimal karena bagi Felix, penting untuk menonjolkan elemen-elemen SMM dan motif berulang dalam karya Eko secara seimbang. Namun, undangan untuk ikut serta dalam JFW 2025, bahkan tampil di panggung DEWI Fashion Knights pada acara tersebut, mengubah timeline koleksi ini yang harus dipercepat hingga bulan Oktober. 

Pertemuan antara Chitra, Felix, Eko Nugroho, dan keluarganya juga memainkan peran penting dalam terciptanya koleksi ini. "Kita selalu bilang CEO kita itu Mother Earth, Ibu Bumi…Terus juga mengambil inspirasi dari ibu masing-masing. Jadi ada ibu saya yang dari dulu selalu pakai kain kemana-mana. Jadi kita banyak terinspirasi dari look-look-nya. Dan juga, istri Mas Eko, Bu Mita, orang yang sangat menyenangkan dan kita senang sekali sama dia. Kita juga terinspirasi dengan ibunya Bu Mita," jelas Chitra. Ia melanjutkan bahwa Mita pernah mengunggah foto ibunya yang mengenakan kebaya putih, yang menginspirasi mereka untuk menciptakan kebaya yang terinspirasi darinya. Felix juga menyampaikan hal serupa tentang Mita, "Kalau ketemu dia kamu di rasa, she’s such a good soul." Oleh karena itu, menurut Felix, perempuan berada di pusat koleksi ini. Ibunya bahkan keluar dari masa pensiun dan terlibat langsung dalam pembuatan setiap tampilan, mulai dari pembuatan pola hingga produksi. Bahkan, semua material yang digunakan dalam koleksi ini, yang tidak baru dibuat, arsip, atau tekstil cacat dari SMM, berasal dari stok mati di atelier ibunya.


Koleksi Republik Sebelah Mata juga menjadi tontonan yang sempurna untuk menunjukkan betapa sejajarnya visi SMM dan karya Eko Nugroho dalam hal ideologi. Kepedulian dan kecemasan kedua pihak terhadap isu sosial dan lingkungan sangat terasa. Keberlanjutan (sustainability) selalu menjadi visi utama SMM. "Mba Chitra juga selalu bilang, ‘Setiap hari Hari Bumi!’" kata Felix. Hal ini, dikombinasikan dengan karya Eko yang jauh dari apolitik, dengan pernyataan-pernyataan tegas dalam karya-karyanya seperti "Manusia Semakin Berisik dan Bumi Semakin Membisu" dan "World Peace When?", menghasilkan koleksi yang tidak menghindar dari topik-topik berat. 

Keberlanjutan juga menjadi fokus utama dalam proses produksi koleksi kolaboratif ini. Koleksi ini menggunakan bahan-bahan yang bertanggung jawab yang melibatkan jaringan mitra produksi SMM dan Studio Sejauh di berbagai wilayah Indonesia. Yang menarik, koleksi ini mencakup kain TENCEL yang dicetak dengan teknik digital menggunakan pewarna bersertifikat ECO PASSPORT oleh OEKO-TEX®, yang diproduksi oleh mitra percetakan tekstil di Tangerang, Banten. Selain itu, kain katun yang digunakan dicetak dengan layar tangan oleh mitra pengrajin di Denpasar, Bali, sementara batik yang digambar tangan dibuat oleh Mugi Batik di Pekalongan, Jawa Tengah, dan batik cap dihasilkan oleh pengrajin batik di Banyuwangi, Jawa Timur. Koleksi ini juga menampilkan kulit kopi M-Tex, yang dibuat dari limbah kulit kopi yang diproses dengan bantuan bakteri oleh Bell Living Lab di Bandung, Jawa Barat.


SMM juga berkolaborasi dengan beberapa mitra tenun, termasuk tenun jacquard menggunakan benang katun daur ulang 100% yang diproses oleh mitra Studio Sejauh di Solo, Jawa Tengah, dan katun putih yang ditenun dari kapas yang dipanen oleh mitra petani Sekar Kawung di Tuban, Jawa Timur. Bahan-bahan ini ditenun oleh Craft Denim di Pekalongan, Jawa Tengah, dan dicelup secara alami dengan indigo berbasis tanaman oleh Shibiru di Temanggung, Jawa Tengah. Selain kolaborasi ini, lebih dari 50% bahan yang digunakan dalam koleksi ini berasal dari kain stok mati yang didaur ulang dari SMM dan Sharon Jap Atelier.

Republik Sebelah Mata benar-benar menarik perhatian di JFW 2025. Tim yang merancang setiap tampilan memiliki tugas monumental untuk mewakili Eko Nugroho dan SMM secara seimbang, sambil menyampaikan pesan yang kuat dan penuh makna kepada semua orang. Ini bukanlah tugas yang mudah, terutama melalui medium fashion. Meskipun penggabungan ikonografi Eko menjadi hal awal yang mencuri perhatian banyak orang, Republik Sebelah Mata bukan hanya sekadar sebuah ode terhadap bahasa visual Eko yang luas, tetapi juga sebuah dekonstruksi dan rekonstruksi dari siluet-siluet SMM. Dalam upaya untuk menghadirkan bahasa visual Eko Nugroho dan SMM secara setara, koleksi ini mengambil narasi yang kompleks yang tercermin dalam setiap detailnya.

Slide-1
Slide-2
Slide-3
Slide-4
Slide-5
Slide-6
Slide-7
Slide-8
About the Author

Kireina Masri

Kireina Masri has had their nose stuck in a book since they could remember. Majoring in Illustration, they now write of all things visual—pouring their love of the arts into the written word. They aspire to be their neighborhood's quirky cat lady in their later years.