Merekonstruksi Arti Cantik bersama Tiny Studio
Desainer: Tiny Studio
Lingkup: Photo Direction and Key Visual
Klien: Kitschy
Di sela liburan mereka di Paris, Tiny Studio menyempatkan diri untuk tetap berkarya dengan menawarkan jasa sekaligus kemahiran mereka lewat Instagram Story. Gayung bersambut, brand perawatan wajah, Kitschy, meminta mereka untuk membuat foto promosi produk mereka. Romaticism adalah judul yang mereka angkat dalam proyek ini dengan membawa humor, dreamy, dan quirky sebagai tiga kata kunci.
“Kenapa Romanticism? Karena kami ingin meromantisasi produk mereka melalui pendekatan humor. Cuma kata romantic itu juga kita glorify dengan pemakaian-pemakaian aksen-aksen yang terkesan romantic juga, kaya misalnya agak glowy, agak dreamy, agak sparkly. Hal-hal kaya gitu kan ngebuat kesan audiens terhadap produknya jadi teromantisasi lah gitu.”
— Ratta Bill, assistant director
Di tiap foto, Tiny Studio mengambil cerita yang dikembangkan dari tiap nama produk. Permainan juktaposisi menjadi elemen utama dalam pengambilan foto. Konsep dan arahan yang diusung Tiny Studio terbilang cukup eksperimental jika dibandingkan dengan materi visual yang sejauh ini kerap diunggah oleh Kitschy lewat media sosial. Melalui negosiasi, Tiny Studio berhasil meyakinkan Kitschy sebagai klien bahwa arahan tersebut cocok untuk audiens mereka.

“Di foto emang banyak close up karena emang produk skincare ya. Emang harus lebih nekenin di mukanya. Sebenernya emang ga terlalu keliatan Paris banget sih. Secara subtle gue pengen ngeliatin kalau di luar negeri, tapi sebenernya nggak pengen terlalu in your face ini photo shoot di luar gitu loh.”
— Nadine Hanisya, art director and photographer
Dalam pengerjaan proyek ini, hampir semuanya dilakukan oleh sendiri oleh Tiny Studio, mulai dari foto, editing, sampai styling. Mereka hanya dibantu oleh satu make up artist. Ada dua orang yang terlibat sebagai model. Pertama, seorang model profesional yang sudah mereka kenal. Model kedua adalah orang yang tidak sengaja mereka temui di sebuah acara dan secara spontan mereka mengajaknya menjadi model.
Jika dilihat lebih detail, ada efek semacam lukisan di tiap fotonya. Aplikasi efek tersebut terbilang cukup pas, terlebih dengan penggambungan beberapa gambar dalam satu foto. Bak membuat kolase secara fotografis. Alhasil, keseluruhannya menjadi kesatuan yang saling mengisi. Sementara itu, pemilihan untuk tidak menampilkan Paris secara eksplisit pun terasa tepat untuk menghindari stereotipe dan pengulangan representasi visual tentang Paris—seperti Menara Eiffel dan Arc de Triomphe.
Sebagai foto untuk produk perawatan wajah, arahan yang dibuat cukup berani. Produk tidak menjadi fokus utama, melainkan mereka menekankan pada karakter dan semangat produk itu sendiri sebagai pemaknaan yang lebih luas. Kapasitas dan pengalaman Nadine sebagai art director sekaligus fotografer terlihat dalam proyek ini lewat pemilihan model dan penataan busana. Alih-alih mengikuti pakem, Tiny Studio memilih keluar dari kebiasaan produk kecantikan yang terkesan elegan dan rapi dengan menampilkan foto yang berjiwa muda dan ekspresif sekaligus merekonstruksi arti cantik itu sendiri.