Melipir Edisi Ketiga: Cirebon dan Ekosistem Kreatifnya
Bertempat di Rumah Rengganis, Cirebon, Melipir edisi ketiga diselenggarakan pada 27 sampai 28 Januari lalu. Melipir sendiri merupakan sebuah program dengan semangat desentralisasi yang digagas oleh The 1984 dan Binatang Press! serta dijalankan oleh Double Happiness, sebuah divisi yang mereka bentuk. Selain diskusi dan lokakarya, edisi ketiga ini juga menampilkan para pelaku lintas disiplin di Cirebon, seperti Graphic Handler dengan penerbitan mandirinya, Use Your Voice dengan rilisan jurnalisme musik, hingga grup lawak tunggal Stand Up Comedy Cirebon.
Melipir sendiri lahir dari kegelisahan Binatang Press! atas akses produk dan pengetahuan di banyak daerah di Indonesia. Ryan Makasutji dari Double Happiness mengatakan bahwa dalam pengerjaan publikasi Biro Tipo, The 1984 dan Binatang Press! melihat banyaknya talenta dari berbagai daerah di Indonesia. Lewat kunjungan dan berbagai program yang akan diadakan di banyak daerah, Melipir menjadi platform untuk distribusi informasi, bertukar gagasan, dan memperluas jejaring.
Sementara itu, Cirebon sendiri dipilih untuk menjadi kota di edisi ketiga lantaran punya potensi dan geliat yang dapat digelorakan lagi. Penyelenggaraan Cirebon Zine Fest di Rumah Rengganis tahun lalu dan kehadiran serta praktik kreatif Graphic Handler menjadi cikal bakal ketertarikan dan rasa penasaran Double Happiness pada ekosistem kreatif Cirebon.
Nama-nama yang sudah tidak asing seperti Yulius Iskandar, Felix Dass, dan Angga Cipta juga dihadirkan untuk berbagi wawasan dan pengalaman. Deretan tersebut hadir bukan tanpa pertimbangan. Ryan mengatakan bahwa nama-nama itu muncul setelah berdiskusi dan mendengar pandangan terkait ketertarikan dan kebutuhan para pelaku Cirebon berdasarkan perspektif Izhar Fathurrohim dari Graphic Handler.
Pada penyelenggaraan Melipir edisi ini, Yulius Iskandar membagikan pengalamannya menjalankan bisnis bersama keluarga—sebuah fenomena yang kerap terjadi di Cirebon. Sedangkan, Felix Dass membagikan pandangannya soal membuat publikasi mandiri. Lalu Angga Cipta memaparkan praktik sablon mengingat banyaknya pengerjaan sablon dilakukan di Cirebon, namun bukan dalam konteks berkesenian.
Pada edisi kali ini, Binatang Press! juga merilis On The Table, sebuah zine karya Joey Fong dari koleksi catatan resep pribadi ibunya. Publikasi tersebut berisi mayoritas menu Kanton dan Hokkien. Resep-resep tersebut telah dikumpulkan sejak 20 tahun lalu. Perilisan publikasi itu juga dimeriahkan dengan lokakarya memasak bakpao berbasis tepung ubi yang diambil dari salah satu resep yang ada di zine.
Menurut Ryan, sebagai penyelenggara, Double Happiness mendapatkan pengalaman dua arah pada edisi ini. Berkenalan dan melihat langsung banyak praktik kreatif dari para pelaku di Cirebon merupakan suatu keistimewaan sendiri bagi Ryan. “Tujuan Melipir kan berjejaring, ya. Jejaring yang kami kenal kami bawa ke teman-teman. Dari teman-teman juga menjadi jejaring baru buat kami,” Ryan menjelaskan.
“Programnya beda banget sama yang kami bawa di Solo dan Denpasar [edisi Melipir sebelumnya]. Solo dan Denpasar masih kerasa banget ngomongin ke arah desainnya. Sedangkan, kalau di Cirebon itu bener-bener enggak ada ngomongin teknis desain banget gitu. Purely ngomongin kaya pergerakan di sana kaya apa,” Ryan menuturkan. Ia beranggapan bahwa program yang melibatkan praktisi multidisiplin justru membawa impresi yang berbeda dan memperluas perspektif soal makna kreatif itu sendiri.
Di sisi lain, Izhar sebagai pelaku di Cirebon menyambut baik program Melipir. Dalam pandangannya, program yang ditawarkan di edisi ini merespon dengan baik karakter pelaku Cirebon yang masih awam soal desain grafis. Oleh karena itu, ia menganggap audiens yang datang pun menjadi beragam karena tak hanya menawarkan topik terkait desain. Baginya, aktivitas dan inisiasi seperti ini dapat memantik eksplorasi kreativitas pelaku di Cirebon dan menjadikan praktik kreatif The 1984 dan Binatang Press! sebagai tolok ukur terkait produk dan program kreatif yang belum pernah ada di Cirebon.
