ICAD dan Earth Society: Ketika Kolaborasi Kembali ke Bumi

Pada Kamis malam (9/10), Grafis Masa Kini berkesempatan menghadiri pembukaan pameran Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) di grandkemang Hotel. Dikelilingi oleh para penikmat seni dan pelaku kreatif Jakarta, kami turut merasakan antusiasme kolektif terhadap sebuah acara yang telah meneguhkan posisinya sebagai salah satu wadah paling kolaboratif dan visioner dalam lanskap seni dan desain kontemporer di kota ini.

Memasuki tahun ke-15, ICAD memikul beban ekspektasi: mereka menghadapi kebutuhan untuk terus beradaptasi terhadap isu-isu global yang mendesak, ritme dunia kreatif yang kian cepat, serta tren-tren kolektif yang memancing minat publik. Tahun ini, ICAD menjawab tantangan tersebut dengan mengangkat tema “Earth Society”, di mana ruang pameran menjadi tempat untuk merefleksikan hubungan kita dengan tanah, serta keseimbangan rapuh antara kepedulian dan kerusakan dalam ekologi yang kita bagi dan menghidupi bersama.


zoom

Saat memasuki ruang pameran, kami langsung terpukau oleh ragam material yang terbentang di lobi hotel: denim, tekstil, kardus, porselen; masing-masing mengartikulasikan fragmen kerusakan yang melekat pada keseharian kita. Semakin kami melangkah, semakin banyak kejutan yang muncul di sudut-sudut tak terduga: patung-patung kinetik tersembunyi di ruang gelap, buku foto yang tersaji seperti altar, spanduk dan tekstil yang tersebar dengan keacakan yang tenang. Percakapan bergema di antara instalasi, sementara ada berbagai layar yang menampilkan rekaman komunitas dan konteks yang menjadi latar bagi karya-karya yang dipamerkan.

Naik ke lantai dua, pameran berlanjut ke ruang-ruang hotel yang lebih privat. Di sini, sutra, kain, dan ornamen patung berpadu dengan arsitektur ruangan masing-masing, dan menjadikannya dialog site-specific antara material dan ruang.

Kami menemukan kesetaraan dalam kurasi ICAD tahun ini, di mana para pengunjung diajak untuk memberikan perhatian yang imbang bagi setiap seniman yang berpartisipasi. Kilau dan kemewahan yang kerap kali membingkai presentasi seni kontemporer pun dilucuti, memungkinkan pameran ini berdiam dalam sesuatu yang lebih lembut dan manusiawi, seolah kembali menjejak tanah. Setia pada tema kuratorialnya, ritme ruang terasa organik, bahkan elementer, mengundang pengunjung untuk melampaui godaan terhadap kemegahan dan berfokus pada pengalaman yang lebih mendalam.

Di ICAD, kita diajak untuk menyerahkan diri pada esensi—untuk mengalami karya sebagai ekosistem hidup dari komunitas dan material. Kepura-puraan estetika runtuh dan kembali ke bumi, dan dari sanalah muncul kisah-kisah tentang kemanusiaan itu sendiri.

Tahun ini, lebih dari 50 seniman berpartisipasi dalam lima kategori: Special Appearance, In Focus, Featured, Collaborations, dan Open Call. Nama-nama yang terlibat sangat beragam, mulai dari Susilo Bambang Yudhoyono, Profesor Emeritus Imam Buchori Zainuddin, Yani Mariani Sastranegara, Ghea Panggabean, Wishulada Panthanuvong, Kreaby, Anang Saptoto, Riska Munawarah, Wisnu Ajitama, Gevi Noviyanti bersama Arka Kinari, Paul Gong, On Reciprocity Collective, Bukan Main Games & Ardini Azzah, dan banyak lainnya.

Selain pameran, ICAD juga menyajikan berbagai program publik, mulai dari Talk Show, Workshop, Performance Art, hingga Film Screening. Di antaranya, MOTE akan mengadakan lokakarya berjudul “Knowing Co-Existence”, di mana pengunjung diajak untuk menciptakan karya seni mereka sendiri dalam bentuk petridish art.

Keluar dari pameran, kami diingatkan bahwa kolaborasi bukan sekadar metode, melainkan cara hidup—yang mungkin menuntut kita untuk kembali ke bumi melalui kerendahan hati, perhatian, dan timbal balik. Tema “Earth Society” dari ICAD menawarkan sekelebat pandangan akan hal itu: dunia seni yang berpijak bukan pada ketenaran individu, tetapi pada refleksi, ingatan, dan pembaruan bersama.


web-16
web-17
web-18
web-19
web-20
web-21
About the Author

Sabrina Citra

Sabrina Citra is a researcher who is based in Jakarta. She is currently interested in the intersection of aesthetics, cultural studies and language/linguistics.