Arkiv, Mickiv, dan Masa Kecil

Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, dengan bangga mempersembahkan Metaphor of Memories, sebuah pameran tunggal oleh seniman kontemporer Arkiv Vilmansa. Dikuratori oleh Asmudjo J Irianto dan Rizki A Zaelani, Metaphor of Memories resmi dibuka untuk umum hari ini (23/08). Fokus pameran ini pada karakter utama Arkiv, ‘Mickiv’, menandai tonggak penting dalam karier artistik dan eksplorasi estetik Arkiv.

‘Mickiv’, baik dari segi nama maupun penampilannya, terinspirasi dari salah satu karakter kartun yang paling dikenal di dunia—Mickey Mouse. Nama ‘Mickiv’ merupakan gabungan dari ‘Mickey’ dan nama Arkiv sendiri. “Mickey (Mickey Mouse) adalah idola saya waktu kecil, ia [adalah] kawan sekaligus pahlawan yang menemani saya bermain: mengkhayal, menciptakan dunia bahkan alam lain yang menyenangkan.” jelas Arkiv dalam sebuah pernyataan pers. Diciptakan pada tahun 2007, ‘Mickiv’ menjadi pusat perhatian sebagai metafora dari sensasi yang muncul dari kenangan masa kecil dan kenangan masa depan Arkiv. Pameran ini menyajikan kilas balik dan kajian atas perjalanan yang telah dilalui Arkiv dan ‘Mickiv’ bersama.


Dengan dua kurator berbeda, Asmudjo dan Rizki, Metaphor of Memories mengungkap dua interpretasi berbeda dari karya Arkiv. Asmudjo lebih banyak menyoroti diskursus tentang pemahaman seni barat dan pengaruhnya terhadap seni kontemporer Indonesia. Sementara itu, Rizki, melalui esai kuratorialnya, meneliti pola dan metode di balik karya Arkiv serta hubungannya dengan Mickiv. Dalam cakupan yang lebih luas, Metaphor of Memories juga bertujuan untuk menata ulang cara pandang kita terhadap seni kontemporer di Indonesia, dengan judul pameran ini juga berfungsi sebagai kompas penuntun dalam menginterpretasikan karya-karya yang dipamerkan.

Metaphor of Memories dibuka untuk umum mulai hari ini, Jumat (23/08) hingga 27 Oktober 2024 di Selasar Paviliun, Bandung.

Slide-1
Slide-2
About the Author

Kireina Masri

Kireina Masri has had their nose stuck in a book since they could remember. Majoring in Illustration, they now write of all things visual—pouring their love of the arts into the written word. They aspire to be their neighborhood's quirky cat lady in their later years.