Mengintip Bangkok Design Week 2025 dari Perjalanan Dassein Design Bureau

Salah satu festival desain terbesar di Asia Tenggara, Bangkok Design Week 2025, telah berlangsung dengan sukses pada 8 sampai 23 Februari 2025. Di edisi kedelapannya, festival ini mengangkat tema “Design Up+Rising!”, memamerkan kekuatan desain dalam mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan kehidupan urban. Bertujuan memperkenalkan lanskap urban Bangkok, festival ini berlokasi di tujuh titik—Charoenkrung-Talat Noi, Yaowarat-Song Wat, Pak Khlong Talad, Phra Nakhon, Khaosan-Bang Lamphu, Bang Pho, dan Hua Lamphong—dengan identitas dan program yang berbeda di setiap area. Bangkok Design Week 2025 menampilkan lebih dari 80 program, masing-masing dikurasi untuk mencerminkan nilai-nilai Bangkok melalui pameran, presentasi karya, dan aktivitas komunitas. Program-program ini bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan komunitas desain, menekankan pentingnya desain di ruang publik serta dalam model bisnis inovatif guna meningkatkan perekonomian lokal.

Sesuai dengan tema “Design Up+Rising!”, para desainer dan kolaborator lintas sektor menampilkan proyek-proyek terdepan yang menyoroti potensi desain dalam membentuk kembali kota dan kehidupan urban. Karya-karya yang dipresentasikan mencerminkan bagaimana desain dapat mengatasi tantangan perkotaan yang mendesak, memberdayakan komunitas, dan membuka jalur menuju pertumbuhan berkelanjutan—seraya membayangkan ulang masa depan Bangkok sebagai kota yang berkembang melalui inovasi dan inklusivitas. Salah satu partisipan yang membawa tema desain untuk lingkungan masyarakat dalam karyanya adalah studio desain dari Bandung, Indonesia yaitu Dassein Design Bureau. Lewat karya-karya yang dipresentasikan, Dassein Design Bureau membawa metode kreatifnya yang bertajuk Brandsphere. Selaras dengan tema Bangkok Design Week 2025 yang mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya desain di berbagai sektor kehidupan, Brandsphere merangkum proses kreatif Dassein Design Bureau selama ini dalam mengerjakan proyek desain dengan berbagai klien untuk menjembatani jarak antar desain dan bisnis. “Kami membawa empat klien dari industri yang berbeda guna memberikan informasi bahwa desain itu fit-in terhadap latar apapun. Sumaye, Zarya Cocoa, Tenunin, dan Mutu Loka merupakan contoh-contoh proyek yang kami pamerkan di Bangkok Design Week 2025,” cerita Shani Nur, Studio Principal Dassein Design Bureau.

zoom

Selama berada di Bangkok Design Week 2025, tim Dassein Design Bureau mendapatkan pengalaman dan referensi yang berharga. Berada di ruang desain dengan budaya yang berbeda dari Indonesia, Dassein Design Bureau menemukan bahwa Bangkok Design Week memiliki keunikan sendiri yang memberikan kontras pada acara—terutama jika disandingkan dengan festival desain lain. Alih-alih hanya tertuju pada market atau orang-orang dengan latar desain, Bangkok Design Week 2025 merangkul khalayak luas untuk terlibat dan menikmati seluruh rangkaian selama dua minggu ini di berbagai lokasi. Dari segi karya yang dipamerkan, berbagai disiplin desain—baik grafis, produk, kriya, hingga instalasi—mampu menyatu dan saling mendukung. Menurut pengalaman tim Dassein Design Bureau, Bangkok Design Week menjadi ajang yang juga mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan banyaknya aktivitas serta akses acara yang mudah. Festival ini menjadi penanda kemajuan industri kreatif Thailand hingga ke kancah internasional. 

Masyarakat luas dan pelaku desain dari berbagai latar belakang yang hadir di Bangkok Design Week 2025 tentu memiliki perspektif berbeda dalam menilai karya, sehingga memberikan pengalaman presentasi yang unik bagi para desainer. Shani sendiri mengaku cukup terkejut melihat ketertarikan publik pada karya yang dipresentasikan oleh Dassein Design Bureau. Mulai dari desainer dari berbagai negara, siswa sekolah, pekerja kantoran, hingga turis asing tertarik dengan konsep desain dan produk dari brand yang dibawa Dassein Design Bureau. “Sayangnya kita tidak merencanakan untuk menjual produk-produk yang kita bawa ke sana,” imbuh Shani. Keikutsertaan Dassein Design Bureau dalam Bangkok Design Week 2025 menjadi kebanggaan tersendiri bagi industri desain Indonesia, terlebih dipilihnya studio ini dalam daftar “20 Must-see Programs Exploring Design That Connects with Everyone”. Dengan masuk ke daftar tersebut, karya-karya Dassein Design Bureau menarik pengunjung untuk mempelajarinya lebih jauh. “Kami mendapat banyak apresiasi, baik dari panitia penyelenggara yang memperlakukan kami dengan baik, maupun dari pengunjung yang tidak sungkan untuk berdatangan dan bertanya soal apa yang kami kerjakan,” ungkap Shani.

Bangkok Design Week 2025 telah membuka ruang dan mengundang semua orang untuk bangkit, berpikir bersama, serta menunjukkan "apa yang dapat dilakukan kreativitas dan desain" dalam membantu masyarakat beradaptasi dan menghadapi era penuh gejolak ini di berbagai sektor. Dalam keterangan latar belakang festival dituliskan bahwa tekanan ekonomi dan politik sering kali berfungsi sebagai sumber kekuatan khusus yang mampu melahirkan ide-ide kreatif baru. Hal ini telah mendorong munculnya berbagai Gerakan Seni dan Desain di berbagai era, yang hadir untuk membangkitkan tren sosial serta membimbing arah perubahan sosial pada masanya. Lingkungan sosial memiliki kaitan yang erat dengan desain, maka sangat disayangkan bahwa banyak orang masih melihat karya kreatif ini sebagai sesuatu yang jauh, mewah, dan tidak penting dalam kehidupan. Persepsi ini dapat mengurangi nilai dari karya kreatif itu sendiri.  Oleh karena itu, Bangkok Design Week 2025 memanfaatkan kesempatan ini untuk mengangkat dan menghidupkan kembali industri desain. “Kami ingin menunjukkan bahwa desain memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan nyata di berbagai tingkatan serta dapat memberdayakan masyarakat untuk bangkit dan menghadapi tantangan di sekitar mereka.”

gallery-8
gallery-7-(1)
gallery-6-(2)
gallery-5-(2)
gallery-4-(1)
gallery-3-(1)
gallery-2-(1)
gallery-1-(1)
About the Author

Alessandra Langit

Alessandra Langit is a writer with diverse media experience. She loves exploring the quirks of girlhood through her visual art and reposting Kafka’s diary entries at night.