Pengalaman Visual di Festival Musik

Acara musik tahunan Synchronize Festival telah digelar 1-3 September lalu di Gambir Expo, Jakarta. Tak hanya menghadirkan para penampil lintas zaman dan genre, festival musik tersebut menyuguhkan pengalaman visual yang memukau. Menggandeng Sicovecas dan Mahdi Albart sebagai seniman undangan, Synchronize Festival memberikan pengalaman visual yang berkesan bagi pengunjung dalam menikmati festival musik. Saleh Husein, pengarah artistik Synchronize Festival, menginginkan arahan kreatif edisi tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, bahkan festival musik yang lain.


Di tengah maraknya festival musik, Saleh memilih untuk tidak menjadikan beragam festival tersebut sebagai referensi, termasuk festival musik di luar negeri. Terlebih lagi, inti dan nilai yang ingin diangkat oleh Synchronize Festival adalah soal kelokalan. Bagi Saleh, beda pada konteks ini dapat dielaborasikan menjadi sesuatu yang tidak stagnan dan tidak menempatkan proses kreatif menjadi templat. Merespon banyaknya penampil yang berkolaborasi pada festival musik ini, Saleh pun berpikir untuk mengundang dua seniman untuk berkolaborasi dalam pengerjaan kebutuhan visual edisi tahun ini.


Selama lima tahun bertindak sebagai pengarah kreatif, Saleh selalu mengundang seniman visual dari luar Jakarta. Menurutnya, seniman Jakarta sudah punya ruang yang cukup besar untuk eksplorasi. Sebagai festival musik Indonesia, ia menginginkan festival ini dapat mengakomodasi seniman yang berasal dari daerah lain. Dalam pemilihan seniman undangan dan mengerjakan segala kebutuhan desain visual, baik keperluan cetak maupun digital, Synchronize Festival berkolaborasi dengan SPiCE Projekt. Raihan Kiagoos dari SPiCE Projekt mengatakan, “Awalnya kami bertemu dengan Sicovecas nih. Kami ajak dia dan ajukan ke tim Synchronize Festival.”

zoom-(2)

Setelah itu, tim SPiCE Projekt melihat adanya kebutuhan terhadap seniman visual dengan gaya ilustrasi yang kuat. Lalu, tercetus ide dan eksperimentasi untuk menggabungkan dua karya seniman untuk edisi tahun ini. “Lumayan banyak juga seniman ilustrasi yang udah kami coba cocokin dengan Sicovecas secara attitude dan visualnya. Akhirnya, kami menemukan Mahdi Albart,” ujar Raihan. Walaupun punya irisan gaya visual, penggabungan karya Sicovecas dan Mahdi tidak dapat dilakukan begitu saja. Perlu beberapa kali percobaan bagi tim SPiCE Projekt sebelum menemukan formula dan sistem yang tepat dalam menggabungkan kedua karya seniman tersebut. Menurut Raihan, SPiCE Projekt memperlakukan ilustrasi abstrak khas Sicovecas sebagai elemen “pengganggu” yang ditempatkan di sekitar ilustrasi figur-figur Mahdi. Untuk memberikan keselarasan, tim SPiCE Projekt juga membuat palet warna yang diambil dari warna-warna yang biasa dipakai oleh Sicovecas dan Mahdi.


Setelah meramu formula tersebut, tim SPiCE Projekt meminta kedua seniman tersebut untuk membuat kebutuhan poster acara serta aset-aset visual yang berhubungan dengan acara. “Kalau Mahdi itu bikinin ilustrasi poster, fon, sama karakter-karakter yang ada hubungannya dengan Synchronize Festival. Kaya karakter gitar, piano, gendang, gong, angklung, dan lain-lain.” Raihan coba menjabarkan. “Sicovecas juga di awal kami minta explore untuk itu sama aset-aset abstrak yang masih bisa dibuat jadi ilustratif. Identitas visual yang dikembangkan dari karya-karya Sicovecas dan Mahdi kemudian diturunkan ke dalam banyak implementasi, mulai dari panggung sampai penanda di tempat sampah, untuk memberikan pengalaman menyeluruh bagi publik. Raihan mengatakan bahwa daftar kebutuhan implementasi sudah ada dan sama dengan penyelenggaraan tahun lalu. Ia juga menyampaikan bahwa pada tahun ini ada sedikit perbedaan di area panggung. Tak seperti tahun lalu yang hanya mengimplementasi karya seniman undangan, pada edisi tahun ini tim penyelenggara juga berkolaborasi dengan seniman mural dan gardenist dalam merancang panggung.


Raihan menuturkan bahwa segala bentuk turunan dan implementasi merupakan hasil gagasan antara tim SPiCE Projekt dan Saleh Husein. Baginya, karakter Synchronize Festival sebagai acara musik yang cukup cair menjadikan tim mendapat ruang bereksplorasi yang luas. Edisi tahun ini pun dijadikan arena untuk membenahi kekurangan pada penyelenggaraan tahun lalu. Implementasi rancangan visual yang dibuat tim Synchronize Festival dan SPiCE Projekt secara menyeluruh telah memberikan pengalaman bagi para pengunjung sekaligus menunjukkan kesadaran terhadap peran desain dalam menambahkan keseruan dan kemeriahan pada sebuah perhelatan.


Bagi Saleh, Synchronize Festival akan dan terus berkembang serta bereksplorasi, termasuk dalam segi presentasi visual. Karakter tidak melulu hanya diidentifikasi dalam bentuk visual yang templat. Namun, hal tersebut terus berevolusi sejalan dengan nilai yang dibawa oleh jenama itu sendiri. Hal yang tak kalah penting, kematangan Synchronize Festival pun hadir tidak secara instan. Menurut Saleh, festival ini dikembangkan, termasuk dalam segi visual, lewat proses serta diskusi yang panjang dan mendalam.

slide-4
slide-3
slide-2
slide-1
About the Author

Daud Sihombing

Daud Sihombing has been writing professionally for the past 9 years. This fervent alternative publishing enthusiast prefers his quaint little town over the hustle and bustle of the city and doesn't let sleep stop him from watching every single AS Roma match.