Relasi Desainer dengan Alam pada Identitas Visual BDD 2023
Desainer: Satu Collective
Lingkup: Identitas visual
Klien: Bintaro Design District
Festival multidisiplin kreatif Bintaro Design District (BDD) kembali lagi pada tahun ini. Membawa tema “Envisioning Nature”, BDD menggandeng Satu Collective untuk mengerjakan identitas visual pada penyelenggaraan tahun ini. Seto Adi, creative director Satu Collective, menjelaskan bahwa perancangan ini diintesikan untuk memberikan sesuatu yang segar tanpa menghilangkan identitas kuat yang dimiliki oleh BDD. Dari tiga gagasan awal yang dibawa oleh Satu Collective, rancangan mengerucut pada konsep “Frosted Glass”.
“Pertama banget kami bikin mind mapping. Kami ukur boundaries kami sampai mana. Sejauh mana eksplorasi dan batasan kami karena enggak mau buat suatu desain atau branding yang sampe ngilangin identitas BDD yang udah existing di mana publik udah aware,” Seto menjelaskan pendekatan kreatif saat memulai proyek ini. Selanjutnya tim merespon tema dan menarik hubungan tema tersebut dengan konteks desain.
“Envisioning nature itu seperti kita melihat lagi alam, apa yang sudah kita lakukan untuk alam, apa yang sudah kita lakukan sebagai desainer. Sebenarnya grand design-nya itu kan nature ya sebelum manusia mendesain sesuatu. Cuma sekarang banyak eksploitasi. Ibaratnya sekarang kita melihat alam itu kaya di balik frosted glass. We don’t really touch it, we don’t really see it. Kita melihat alam sebagai sesuatu yang blur. Kaya semuanya tuh masih unclear gitu vision ke depannya. Jadi, harapannya di BDD nanti kita bisa melihat alam without frosted glass,” Seto menjelaskan. Konsep ini membawa kesan introspektif sekaligus satir dan mengajak para pelaku kreatif untuk melihat kembali relasinya dengan alam.
Konsep ini dirancang dengan pertimbangan kebutuhan digital maupun cetak. Rancangan tersebut direncanakan untuk diturunkan pada signage sampai filter Instagram. Khusus untuk cetak, Satu Collective menyediakan beberapa templat rancangan tergantung konteks penggunaan materi cetak tersebut. “Ada media yang kami rasa cocok pake treatment frosted. Tapi ada juga yang enggak. Jadi, kami bikin frosted-nya hanya sebagai logo dan tulisan doang. Sisanya enggak pakai treatment foto karena kami tahu treatment cetak dengan foto ada yang cocok ada yang enggak, ada yang bagus ada yang enggak juga,” Seto menjabarkan rencana implementasi rancangannya.
Bentuk lingkaran yang menjadi logo tematik pada edisi BDD tahun ini dirasa cukup mewakili tema sekaligus relevansinya terhadap BDD. Sebagai simbol dari buah bintaro, desain, visi, dan bumi, bentuk lingkaran menjadi elemen visual yang representatif. Tak hanya maknanya yang mendalam, sebagai elemen visual, bentuk lingkaran pun dianggap adaptif. Secara garis besar, rancangan yang dibuat Satu Collective berhasil memberikan kesan segar dalam merespon tema dan dapat keluar dari stereotipe desain yang biasa ada ketika membicarakan alam. Warna biru pada rancangan telah menjaga identitas BDD sekaligus memberikan sentuhan keselarasan pada tema. Rancangan ini dirasa akan semakin maksimal jika desain kolateral dan turunannya juga direspon dengan teknik produksi atau material yang ramah lingkungan.