Melihat Industri yang Cerah dan Berwawasan Luas di Festival D&AD 2024
Southbank Center penuh dengan keramaian meski di pagi hari di London yang dingin dan kelabu. Festival D&AD tahun ini dibuka pada hari Selasa bagi komunitas kreatif yang ingin mendapatkan wawasan dan perspektif baru dari yang pelaku terbaik dari industri ini. Acara ini diisi dengan diskusi dan perbincangan dari para perintis industri kreatif, Jury Insightsyang membagikan wawasan para juri dari banyak panel juri yang memberi gambaran tentang proses penjurian dan karya-karya luar biasa di setiap kategori, serta masterclass untuk mengasah kepekaan para pelaku terhadap bidang kreatif.
D&AD 2024 dimulai dengan sambutan pembukaan dari CEO, Jo Jackson. Keseruan acara ini jelas terasa dari audiens yang tidak sabar ingin melihat apa saja yang dibawa edisi D&AD tahun ini. Ada berbagai talks yang membahas topik-topik penting di bidang kreatif. Beberapa talks penting termasuk diskusi tentang cara melibatkan orang yang suka memakan daging dalam gerakan nabati oleh Lisa Smith dari Jones Knowles Ritchie dan Leslie Sims dari Impossible Foods; mengatasi tantangan bagaimana kita memvisualisasikan artificial intelligence (AI) dengan Alexa Sirbu dari XK Studio, Amelie Dinh dari Bakken & Baeck, Gaby Pearl dari Google Deepmind, dan Michelle Higa Fox dari Buck, yang dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi It's Nice That, Matt Aligiah; percakapan Peter Saville dengan Kepala Konten D&AD, Laura Havlin, tentang kilas balik kariernya yang luas; pembicaraan Malika Favre tentang orang-orang yang secara langsung atau tidak langsung membantu membentuk praktiknya, dan banyak lagi.

Hal yang tak kalah menarik adalah panel-panel Jury Insights. Panel Jury Insights berupaya mengungkap misteri penghargaan D&AD. Dalam kesempatan ini, para juri berbagi pandangan tentang proses penjurian D&AD—menjelaskan apa yang berhasil atau tidak berhasil dalam proyek yang diajukan. Tiga panel wawasan juri yang diselenggarakan kemarin adalah Impact, Transforming Brands, dan Entertainment. Tiga kriteria utama penjurian D&AD (1. Apakah idenya menginspirasi? 2. Apakah ide tersebut dilaksanakan dengan cemerlang? 3. Apakah sesuai dengan tujuan?) mungkin terlihat cukup luas, namun justru itulah yang membuat proses penjurian menjadi arena bermain yang adil untuk setiap proyek yang masuk. Model penjurian D&AD memungkinkan juri yang beragam untuk mempertimbangkan dan memperjuangkan karya pilihan mereka secara merata. Hal ini juga merupakan proses yang sangat demokratis dengan panel juri masing-masing kategori memberikan suara mayoritas untuk menentukan apakah sebuah projek akan maju atau tidak untuk menjadi pemenang. D&AD juga berupaya keras untuk memastikan bahwa konteks budaya setiap proyek tidak hilang dari perhatian para juri, dengan menekankan betapa pentingnya memiliki juri dari latar belakang yang beragam untuk memberikan konteks budaya yang relevan bagi setiap peserta. Daftar juri tahun ini terdiri dari lebih dari 350 juri dari lebih dari 50 negara—ini memungkinkan panel juri untuk menyerap dan mempertimbangkan implikasi budaya secara penuh dari para peserta.
Panel Jury Insight yang diadakan kemarin memberikan saran bagus bagi calon peserta penghargaan ini di tahun-tahun mendatang antara para juri yang mengajukan kasus untuk projek pilihan mereka. Proyek-proyek favorit panel wawasan juri Impact menggarisbawahi pentingnya memberikan solusi nyata untuk masalah nyata. Proyek yang dibahas antara lain The Autism Journey, Motor Maeving R1, SHELMET, dan Plug Inn by Renault. Poin diskusi lainnya adalah bagaimana proyek-proyek ini membuktikan bahwa para peserta dapat mempunyai tujuan (cause) dan mempertahankan bisnis pada saat yang bersamaan. Panel tersebut juga membahas bagaimana keinginan (desirability) dapat mendukung tujuan dan memicu perubahan perilaku pelanggan. Hal ini terutama terlihat pada Motor Maeving R1. Jenama ini mampu menarik first time users dengan bersandar pada aspek desain motor tersebut, menghindari klise desain seputar kendaraan listrik dan memiliki bonus tambahan berpotensi membawa kembali sektor manufaktur ke Coventry, yang pernah dikenal sebagai pusat manufaktur di Britania Raya.
Panel Transforming Brands juga memberikan banyak wawasan yang mendalam. Projek pilihan juri meliputi Life Extending Stickers untuk Makro Colombia, penjenamaan ulang Toledo Museum of Art (TMA), dan TableToGo untuk McDonald’s Italy. Sama halnya dengan panel Impact, panel ini juga menyoroti pentingnya kemampuan untuk mengubah perilaku konsumen. Poin diskusi yang bagus untuk calon peserta D&AD adalah pentingnya memberikan sebuah proyek cukup waktu untuk diimplementasikan dengan baik. Emma Follett dari Design Bridge and Partners dan Michael Johnson dari Johnson Banks merujuk kepada pentingnya kesabaran. Michael menjelaskan bahwa salah satu alasan mengapa rebranding TMA menjadi proyek pilihannya kemarin sebagian karena bahwa proyek tersebut “nyata”. Hal ini menunjuk kepada kepentingan memberikan waktu yang cukup bagi sebuah proyek agar dapat dilaksanakan dengan benar dan mengaktualisasikan dampaknya terhadap lingkungan di mana projek itu diimplementasi lebih dari sekadar serangkaian mockup dalam deck proposal. “Kami berbicara tentang menunggu. Tentu saja, Anda sangat bersemangat ketika sesuatu diluncurkan, tetapi hanya dengan menunggu satu tahun, Anda dapat melihat bagaimana semua pemikiran luar biasa yang Anda miliki menjadi kenyataan. Kemudian Anda memiliki cerita yang lebih kaya untuk diceritakan dan Anda memiliki bukti yang mendukung bagaimana desain Anda memengaruhi sebuah jenama,” jelas Emma.
Meskipun topik dari setiap talks dan panel juri bervariasi, terdapat topik-topik yang jelas menonjol secara keseluruhan; yang paling menonjol adalah soal AI dan posisinya dalam industri kreatif. Para panelis tidak segan-segan menjawab kekhawatiran ini terutama karena AI telah menyebar ke banyak karya peserta D&AD tahun ini. Secara keseluruhan, konsensus yang ada tampaknya adalah bahwa AI hanyalah sebuah alat. Hal ini tergantung pada niat dan metode yang digunakan oleh para kreatif untuk menggunakan alat ini, serta pentingnya memiliki orang-orang kreatif sebagai pemimpinnya. Imajinasi AI, pembicaraan tentang bagaimana kita memvisualisasikan AI menggali jauh ke dalam ketidakseimbangan kekuatan dalam bahasa visual yang digunakan saat mengkomunikasikan AI.
D&AD terbukti telah bekerja tanpa henti untuk terus mengikuti perkembangan industri dengan setiap diskusi dan panel juri memberikan gambaran sekilas tentang keadaan dunia kreatif saat ini. Festival ini tidak hanya berfungsi sebagai perayaan berbagai sisi industri kreatif namun juga merupakan sebuah episentrum di mana para praktisi, mulai dari para juri yang merintis bidang ini hingga para lulusan baru yang baru saja memasuki dunia kerja, dapat mendiskusikan tantangan-tantangan yang dihadapi ekosistem kita saat ini. Jelas terlihat mengapa festival seperti D&AD sangat penting dalam memajukan industri kreatif.