Berkaca pada Sejarah Panjang Lukisan Kaca Indonesia

Pada Sabtu (03/02), Dia.Lo.Gue menjadi tuan rumah pameran CERITA KACA: Perjalanan Seni Lukis Kaca Indonesia. Dikurasi oleh Chabib Duta dan Hermawan Tanzil, pameran ini menampilkan banyak lukisan kaca dari berbagai kolektor dan museum. Pameran ini menggali sejarah panjang seni lukis kaca, mulai dari asal usulnya di Eropa pada abad ke-14 hingga popularitasnya yang berpuncak di Indonesia pada tahun 70-an sampai 90-an.

CERITA KACA menampilkan lukisan kaca koleksi AD Pirous, Asmoro Damais, Benny Hadisurjo, Bentara Budaya, Cici Sulisto, Keluarga alm. Eddy Hadi Waluyo, Edward Hutabarat, Ghea Panggabean, Guntur Santoso, Ignatius Hermawan Tanzil, Iman Anggoro Soenarto, Iwan Ramelan, Janna Sukasah Joesoef, Krittayawan Boonto, Keluarga alm. Haryadi Suadi, Keluarga Rastika, Museum Gunoroso/Boediardjo, Museum Pangeran Cakrabuana-Cirebon, Max Suriaganda, Rosalia Sciortino & alm. O’ong Maryono, Popo dan Melati Danes. Koleksi-koleksi tersebut kemudian dibagi menjadi enam zona sesuai dengan tema dan gaya lukisan kaca yang berbeda di Indonesia.

Zoom-1

Zona pertama terdiri dari lukisan kaca dengan unsur wayang yang menggambarkan epos Ramayana dan Mahabarata. Zona kedua meliputi lukisan bertema religi—menampilkan pengaruh dan budaya Islam yang dibawa dari Timur Tengah serta interaksinya dengan budaya Indonesia. Tema zona ketiga adalah cerita rakyat yang menonjolkan lukisan kaca sebagai seni rakyat. Zona empat terdiri dari lukisan kaca serbaneka yang ditempatkan dalam berbagai fungsi. Zona kelima adalah penggambaran Putri Tiongkok dan Putri Campa—tema yang populer di kalangan pecinta seni lukis kaca Indonesia. Zona terakhir didedikasikan untuk menyoroti Rastika dan Haryadi Suadi, dua maestro seni lukis kaca Indonesia yang berperan besar dalam mempengaruhi teknik dan gaya dalam seni tersebut.

Zoom-2

Seni lukisan kaca pertama kali sampai di kepulauan Nusantara pada abad ke-19. Praktik ini terus berlanjut sebelum mencapai permintaan terbesar di negara ini dari tahun 1970-an hingga tahun 90-an. Di masa keemasan seni lukis kaca Indonesia ini, minat terhadap kerajinan dari kalangan menengah ke atas semakin mendorong seni lukis ini. Patronase elit dari pemerintah juga memainkan peran penting dalam mendorong para pelukis kaca untuk mengembangkan kerajinan mereka melalui berbagai pendekatan baru. Saat ini, minat masyarakat lokal terhadap lukisan kaca terus berkurang seiring dengan semakin menurunnya jumlah penggemar dan seniman lukisan kaca.

Lukisan kaca, pada puncak popularitasnya, tumbuh subur dalam lingkungan akulturatif. Maka dari itu, sebagaimana dijelaskan oleh Hermawan Tanzil pada pembukaan pameran, CERITA KACA bertujuan untuk menghidupkan kembali minat terhadap kesenian rakyat dan memperkenalkan kekayaan sejarah seni lukis kaca kepada generasi baru peminat dan praktisi. Hal tersebut menjadikan pameran ini memiliki cakupan luas yang meliputi berbagai konteks praktik melukis kaca serta merayakan kegigihan seni tersebut sepanjang berbagai perubahan dalam budaya dan masyarakat Indonesia. CERITA KACA dapat dikunjungi di Dia.Lo.Gue, Kemang hingga 19 April 2024.

Slide-1
Slide-2
Slide-3
Slide-4
Slide-5
Slide-6
Slide-7
Slide-8
About the Author

Kireina Masri

Kireina Masri has had her nose stuck in a book since she could remember. Majoring in Illustration, she now writes, in both English and Indonesian, of all things visual—pouring her love of the arts into the written word. She aspires to be her neighborhood's quirky cat lady in her later years.