Popomangun Bicara soal Makna Rumah dalam Pameran House of Home

ARTLOKA dengan bangga mempersembahkan pameran tunggal Popomangun, bertajuk House of Home, yang mengeksplorasi makna rumah secara personal. Dalam teks kuratorial, Popomangun menuliskan bahwa rumah merupakan ruang aman bagi penghuninya dan menjadi tempat mereka dibentuk seutuhnya sebagai manusia. Kepada Grafis Masa Kini, Popomangun menceritakan pameran tunggalnya ini berangkat dari keresahan terkait hubungannya dengan keluarga yang membentuk persepsinya tentang arti dari rumah itu sendiri. Peralihan dari kehidupan bersama orang tua ke kehidupan menjadi orang tua mendorong Popomangun untuk menciptakan karya-karya visual seputar rumah. “Menjadi orang tua itu tidak ada sekolah dan kurikulumnya, maka semua perilaku dan adaptasi dalam bentuk komunikasi, keresahan, dan kehangatan itu ternyata terekam di dalam perasaan dan pikiran sampai sekarang yang disebut rumah,” ungkap Popomangun.

Pola dan warna dalam karya-karya Popomangun di pameran House of Home menampilkan memorinya tentang rumah. Secara bentuk, rumah dalam karya-karyanya diambil dari berbagai kenangan, di antaranya adalah hubungan sang seniman dengan orang tua, mertua, istri, dan anaknya. “Itu semua diilustrasikan dalam gambaran rumah dengan beragam bentuk,” ungkap Popomangun. Pemilihan warna hangat dan dingin dalam satu bingkai yang sama mengingatkan kita pada dinamika perasaan yang ada di dalam rumah. Memori di sudut-sudut ruang dalam rumah diterjemahkan oleh Popomangun ke dalam bentuk simbol dan siluet yang disatukan dalam satu narasi visual. Dalam teks kuratorial dituliskan bahwa bagi Popomangun, selain sebagai gambaran memori, bentuk dan pola-pola tersebut merupakan figur sekaligus lanskap yang menggambarkan bagaimana dirinya bertahan hidup dengan membangun “rumah” di tengah sesaknya hidup.

Zoom

Dalam pameran ini, pola-pola khas Popomangun dituangkan ke media kanvas dengan berbagai ukuran yang mewakili setiap narasi tentang rumah dari berbagai sisi. “Seperti karya saya yang berjudul ‘Weekend with My Son’, ini adalah karya kolaborasi pertama saya dengan anak saya, Kanigara Hafuza Al Mangun,” ungkap Popomangun. Dalam karya tersebut, Popomangun memberikan banyak tekstur karena terinspirasi dari kenangan di masa kecil sang anak ketika Popomangun mengenalkan berbagai tekstur kepada anaknya untuk proses pembentukan sensorik dan motorik. “Proses pembentukan tersebut menjadi ritual yang menyenangkan dan selalu kami lakukan bersama di setiap weekend,” imbuhnya. Lewat akun Instagram @popomangun.png, sang seniman juga menuliskan cerita di balik karya bertajuk “House of Dream”, “Pertanyaannya muncul ketika beranjak di kepala tiga, ketika anakmu besar, ketika umurmu sudah berumur dan ketika tempat peristirahatan yang paling merdekamu adalah rumah yang kamu dambakan ternyata semua itu ada di kepala.” Masih dalam tulisan yang sama, bagi Popomangun sendiri, “rumah” yang memerdekakan adalah perasaan menjadi manusia yang paling manusia.

Walaupun kenangan soal rumah begitu personal dan familiar, Popomangun menemukan tantangan dalam perancangan karya untuk pameran tunggalnya ini. Proses riset kekaryaan memantik memori Popomangun tentang arti dari rumah itu sendiri. Dengan langkah-langkah yang mendalam dalam setiap tahapan kekaryaannya, sang seniman menjadi lebih dekat dengan orang-orang yang ia sayangi di rumahnya. Pameran ini adalah pengingat bagi Popomangun bahwa dirinya selalu memiliki rumah untuk berpulang. “Di tengah proses riset pameran ini, saya sadar bahwa saya bukan hanya membuat karya, namun lebih daripada itu, pameran ini juga membawa saya kembali pulang, menjadi lebih dekat dengan keluarga,” ujar Popomangun. Tak hanya bagi Popomangun sendiri, makna rumah dalam pameran ini juga ingin dibagikan bagi setiap pengunjung yang datang. Perasaan berada di rumah, kata Popomangun, membuat kita menjadi manusia seutuhnya di tengah kesibukan, ketenaran, jabatan, dan semua hal duniawi di luar rumah. “(Di rumah) sesungguhnya kamu akan tetap menjadi suami yang dimintai tolong istrimu untuk mengangkat galon ke dispenser. Kamu akan tetap menjadi bapak yang siap siaga ketika anakmu meminta main dinosaurus bersama, dan meski menua, kamu akan tetap menjadi anak kecil yang manja di mata orang tua di rumah.”

Pameran tunggal Popomangun ini memantik kembali memori kita semua terkait rumah dan bagaimana memaknai rumah secara personal. Publik dapat mengunjungi pameran House of Home di ARTLOKA, Jakarta Art Hub, Wisma Geha 3rd Floor, Jalan Timor No.25 Menteng, Jakarta Pusat, hingga 19 Mei mendatang.

Slide-1
Slide-2
Slide-3
Slide-4
Slide-5
About the Author

Alessandra Langit

Alessandra Langit is a writer with seven years of diverse media experience. She loves exploring the quirks of girlhood through her visual art and reposting Kafka’s diary entries at night.