Warna Mahdi Albart di Kantor MODENA Indonesia
Dinding putih di kantor MODENA Indonesia kini telah bertransformasi menjadi ruang ekspresi penuh warna. Mahdi Albart, seniman visual dan desainer grafis asal Bogor, adalah orang di balik mural vibran di kantor MODENA Indonesia yang berlokasi di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Mural ini mendukung suasana kerja yang lebih hidup dan tidak monoton. Karyawan merasa senang dengan sebuah karya yang mampu membuat ruang kerja mereka menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Warna-warna yang terlukis di dinding kantor menjadi semangat baru bagi para karyawan MODENA Indonesia dalam merancang dan menghasilkan produk-produk terbaik mereka.
Pascaperemajaan interior kantor, perusahaan penyedia peralatan elektronik rumah tangga ini menyeleksi beberapa seniman untuk memberikan sentuhan baru di kantor. Mahdi Albart merupakan pilihan final atas hasil diskusi internal yang menyimpulkan bahwa karya-karya Mahdi cocok untuk menghiasi tujuh tembok di kantor MODENA Indonesia. Karakter yang ceria, bentuk geometris, pola yang berulang dan dinamis, hingga ilustrasi dengan gaya pop khas Mahdi dirasa sejalan dengan visi perusahaan.
Proyek mural yang dikerjakan Mahdi ini bertujuan untuk mengomunikasikan pesan nilai-nilai perusahaan MODENA Indonesia kepada karyawan di kantor dengan cara yang tidak verbal. Mahdi Albart menjelaskan bahwa di kantor tersebut, masing-masing tujuh tembok yang dilukisnya memiliki cerita yang ingin disampaikan ke dalam lingkup internal perusahaan. “Setiap tembok dari lantai satu sampai lantai tiga memiliki cerita masing-masing yang masih terkait dengan MODENA Indonesia itu sendiri,” kata Mahdi. Proses mural Mahdi dimulai dari lantai bawah dekat ruang loker karyawan yang ingin difungsikan sebagai ruang ekspresi. “Jadi, area itu akhirnya disebutnya sebagai selfie spot karena jadi tempat para karyawan di situ untuk foto-foto dan berekspresi,” jelas Mahdi. Mendukung gagasan tersebut, Mahdi menghadirkan berbagai karakter di tembok, mulai dari kamera yang bergerak secara dinamis, pose peace, simbol love yang sering kita temukan di media sosial, dan tentunya karakter Lemon yang menjadi ciri khas Mahdi.
Karya mural Mahdi lainnya berfokus di tembok-tembok yang berada di area tangga. Ada tembok yang diperuntukkan untuk menceritakan secara ringkas perjalanan MODENA Indonesia dari pertama terbentuk hingga visi dan tujuannya di masa yang akan datang. Pada bagian tersebut, Mahdi mengilustrasikan produk-produk rumah tangga yang telah dihadirkan oleh MODENA Indonesia dari tahun ke tahun, mulai dari penanak nasi, mesin cuci, mesin pengering, hingga mesin penyedot debu. Selain itu, Mahdi Albart juga menerjemahkan brand statement MODENA Indonesia serta semangat budaya kerja perusahaan yang dikenal secara internal dengan nama CAN. “MODENA Indonesia itu punya spirit internal namanya CAN yang mereka maunya dibuatkan menjadi karakter-karakter,” ungkap Mahdi.
CAN sendiri merupakan singkatan dari tiga semangat kerja yang diyakini dan diterapkan sehari-hari oleh para karyawan yang bekerja di MODENA Indonesia yaitu Customer obsessed, Agile, dan Innovative. Mahdi menjelaskan bahwa setiap huruf memiliki kepribadian yang menarik untuk dieksplor dalam karakter yang dirancangnya. “C itu punya kepribadian compassionate, empathetic, passion, dan attentive. A itu energetic, adaptable, problem solver, dan dynamic. Kalau yang N sendiri itu lebih ke creative genius dan imaginative,” Mahdi menjabarkan. Secara visual, setiap huruf juga memiliki ciri khas sesuai dengan kepribadian dan fungsi mereka dalam nilai-nilai yang ditanamkan perusahaan MODENA Indonesia. Karakter huruf C digambarkan sedang menyampaikan informasi kepada pelanggan, sedangkan karakter A digambarkan menggunakan sepatu roda dan bergerak secara dinamis, dan karakter N sedang melahirkan ide-ide baru dari pemikirannya.
Pada awalnya pihak MODENA Indonesia meminta Mahdi Albart untuk membuat karakter-karakter CAN dalam bentuk ilustrasi manusia. Sebagai seniman, Mahdi pun menjawab permintaan tersebut dan merancang karakter-karakter manusia yang mampu menggambarkan tiga semangat perusahaan tersebut. Setelah melihat ilustrasi yang ditawarkan oleh Mahdi, pihak MODENA Indonesia merasa kehilangan karakter artistik Mahdi Albart dalam ilustrasi tersebut. “Mereka sadar kalau saat mengerjakan karakter bentuk manusia itu gue sebagai seniman enggak keluar,” cerita Mahdi. Akhirnya perusahaan meminta Mahdi untuk menuangkan apa yang biasa seorang Mahdi lakukan. “Mereka malah ingin gue melakukan yang lebih kayak gue yaitu abstrak, absurd,” ungkap Mahdi.
Uniknya, Mahdi melihat proses tersebut sebagai tantangan yang baru dan menyenangkan baginya. MODENA Indonesia merupakan proyek mural kantor pertama yang dilakukan oleh Mahdi sepanjang kariernya sebagai seorang seniman visual. Mengetahui akan bekerja untuk sebuah perusahaan, Mahdi awalnya berniat untuk meninggalkan style-nya sebagai seniman di pintu masuk kantor. Dalam proses awal, Mahdi cenderung mengikuti apa yang diinginkan perusahaan dan memberikan penawaran visual yang lebih versatile. Dalam mengerjakan karyanya, Mahdi selalu berangkat dengan visi yang kuat. Namun, Mahdi juga mampu untuk berkompromi dengan imajinasi orang lain. Setelah rancangan demi rancangan ditawarkan, pihak MODENA Indonesia menyadari bahwa Mahdi kurang lepas dengan “bermain aman”. Karakter Mahdi sebagai seniman pun hilang—tidak terlihat. Kesadaran proses kreatif yang dimiliki oleh pihak perusahaan membuat Mahdi lebih bebas dan fleksibel untuk bereksplorasi sesuai dengan gaya artistiknya.
“Ini malah kebalik gitu. Biasanya sama perusahaan, gue kasih yang aman dan itu yang dilakuin. Tapi mereka [MODENA Indonesia] mau gue mengeluarkan karakter yang gue punya sebagai seniman. Itu menjadi tantangan yang menyenangkan dan pengalaman baru yang seru sih buat gue,” terang Mahdi.
Kehadiran mural karya Mahdi Albart membuat karyawan MODENA Indonesia antusias bahkan semenjak proses pengerjaannya. Menurut cerita Mahdi, proses yang ia jalani di kantor tersebut sangat menyenangkan karena ia ikut dilibatkan dalam berbagai obrolan dan nongkrong bersama karyawan divisi kreatif MODENA Indonesia. Dengan begitu, Mahdi lebih mengenal budaya kerja perusahaan dan nilai-nilai yang ditanam di tengah ruang kerja mereka. Proses pengerjaan mural kantor biasanya dilakukan Mahdi di akhir pekan—menyisakan teka-teki visual untuk karyawan saat melihat progresnya di hari kerja. Tak sedikit yang tidak sabar dan mulai berpose dengan latar mural yang belum sepenuhnya selesai. Respons tersebut membuat Mahdi merasa bahwa perusahaan yang mengajaknya bekerja sama itu memiliki kesadaran artistik. Pengalaman yang menyenangkan tersebut akhirnya diterjemahkan oleh Mahdi lewat warna-warna yang cerah. “Gue lihat sih MODENA Indonesia itu orang-orangnya seru, dan memang dengan warna-warna yang cerah itu, gue menggambarkan lingkungan kerja mereka,” jelas Mahdi.
Menutup perbincangan, Mahdi menambahkan bahwa proyek mural ini bisa berjalan dengan menyenangkan karena adanya kesadaran artistik yang dimiliki oleh tim MODENA Indonesia. Hal ini merupakan hal yang cukup penting bagi perusahaan saat menggandeng para seniman untuk berkolaborasi, terutama ketika perusahaan ingin menghadirkan pengalaman baru yang lebih kreatif dan ekspresif, baik untuk pihak internal maupun eksternal.