Geliat Ilustrator Dalam Negeri

Keprofesian ilustrator di Indonesia semakin tumbuh subur di tengah dinamisnya praktik seni visual. Ilustrator dalam negeri bermunculan dengan karakter dan media karya yang beragam. Kami berbincang dengan Mirfak Prabowo, Elicia Edijanto, dan izzy mengenai pengalaman dan pandangan mereka soal ekosistem kreatif, khususnya bagi ilustrator, berdasarkan praktik kekaryaan mereka.

Mirfak Prabowo yang mulai menekuni dunia seni visual pada 2015, mengasah kemampuan menggambar, konsisten menghasilkan karya, dan masuk ke dalam komunitas adalah beberapa pendekatan yang dilakukan untuk bertahan sekaligus berkembang di ranah ini. Baginya, kini kreator di dunia ilustrasi mulai berkembang pesat, terutama semenjak maraknya NFT.

Sejalan dengan Mirfak, Elicia Edijanto menganggap konsistensi adalah modal penting untuk terus berkecimpung di dunia kreatif. “Hal ini penting sebagai modal awal dalam membangun materi portfolio yang akhirnya akan di-showcase di berbagai platform media sosial dan potential clients,” ujarnya. Menurutnya, kondisi zaman saat ini turut membantu dalam menyuburkan ilustrator sebagai sebuah profesi.

“Saya melihat banyak perkembangan pesat dalam dunia keprofesian ilustrator Indonesia dibandingkan beberapa tahun lalu. Dengan berkembangnya dunia social media, marketing, dan brand-brand komersil, membuka banyak minat dan demand akan ilustrator untuk konten-konten mereka,” Ia berpendapat. “Industri kreatif seperti fashion, musik, perfilman juga saling mengisi dengan dunia ilustrasi. Saya optimistis, untuk ke depannya profesi illustrator bisa lebih sustainable dan bersaing di kancah internasional.”

Sementara itu, izzy yang dikenal dengan karya-karya tiga dimensi dan animasinya, ranah digital merupakan area ternyaman dalam berkarya. Konsistensi dan jujur dalam proses membuat karya adalah hal yang terus dipegang oleh izzy. “Percaya aja kalau apapun yang saya lakukan punya influence yang baik untuk audiens saya karena realitanya dengan exposure yang saya dapat melalui jejaring sosial, sekian persen dari mereka adalah profesional yang mencari kreator untuk mendukung pekerjaan mereka. That's where I come in,” ujurnya.

Selain pendekatan dan inisiatif yang dilakukan oleh tiap ilustrator, dari aspek eksternal, minat dan kesadaran publik terhadap koleksi karya seni pun dapat mendukung produktivitas dan keberlanjutan ilustrator. Bagi Mirfak, intensi publik untuk mengoleksi karya secara langsung telah mendukung para kreator. Sementara itu, Elicia menganggap penting untuk membuat karya yang dapat dinikmati oleh khalayak dan inklusif. Ia berupaya untuk dapat menghadirkan karya yang mudah diakses dan terjangkau untuk dikoleksi oleh publik.

Di sisi lain, izzy beranggapan karya seni yang dikoleksi untuk publik pun punya dampak yang lebih luas bagi lingkungan. “Menurut saya, masyarakat yang bisa menikmati karya-karya seni yang baik akan menciptakan lingkungan yang terbuka terhadap ide-ide baru, menginspirasi perkembangan, dan memajukan masyarakat tersebut secara kognitif,” ia menerangkan.

Karya-karya ketiga ilustrator tersebut akan dapat dinikmati di Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF). Sesuai dengan kekhasannya, Mirfak akan menampilkan art print dan art toys. Sedangkan Elicia akan menghadirkan karya cat airnya dan beberapa art print untuk dikoleksi. “Rencananya saya juga ingin membuat space, menyediakan peralatan, di mana publik bisa mencoba melukis dengan media cat air and feel the enjoyment of traditional painting,” imbuhnya.

Sementara itu, izzy mencoba menghadirkan pengalaman baru pada pagelaran perdana JICAF ini. “Saya akan menampilkan beberapa karya fisik terbaru saya yang dalam prosesnya saya akan mencoba menafsirkan disiplin ilmu yang sudah saya geluti paling lama; motion graphics design. Dalam praktiknya, motion graphics design hampir selalu dikerjakan dan dikonsumsi secara digital. Saya mencoba menggunakan teknik, metode, dan rekayasa material fisik untuk memberikan unsur bergerak pada medium yang secara alami tidak bergerak,” ia menjelaskan. “On top of that, saya sedang mengembangkan tanda tangan digital yang terenkripsi untuk dibubuhkan di semua karya fisik saya yang akan ditampilkan di JICAF nanti.”

Edisi pertama JICAF selayaknya ditunggu, Tak hanya Mirfak, Elicia, dan izzy, namun beragam ilustrator dan pelaku seni visual akan turut mewarnai acara tersebut. Selain pameran, JICAF juga menawarkan beberapa program seperti temu wicara dan konferensi. JICAF akan berlangsung mulai 9 sampai 19 November di SPAC8, UG ASHTA District 8, SCBD Lot 28, Jakarta. Kunjungi akun Instagram mereka di @jkt.icaf untuk informasi lebih lanjut mengenai pembelian tiket dan detail mengenai program selama acara.

Slide-5
Slide-2
Slide-1
Slide-3
Slide-4
Further info


About the Author

Daud Sihombing

Daud Sihombing has been writing professionally for the past 9 years. This fervent alternative publishing enthusiast prefers his quaint little town over the hustle and bustle of the city and doesn't let sleep stop him from watching every single AS Roma match.