Menjelajahi Kemungkinan Baru di Pameran A Studio, Reimagined oleh Florto Studio
Pada 26 October, Studio Desain yang berbasis di Bali, Florto Studio, secara resmi membuka pameran kelompok berjudul A Studio, Reimagined. Pameran yang diadakan di Dalam Seniman Contemporary Art Gallery ini membawa para ilustrator dari Florto Studio keluar dari ruang studio, memberikan kesempatan sejenak untuk melepaskan diri dari tuntutan pekerjaan klien mereka. Dalam A Studio, Reimagined, para ilustrator Monez, Gusde Shidi, Ode Baskara, Umah Yuma, dan Ayu Sujati mengajak kita untuk lebih dalam memahami perspektif pribadi mereka yang tercermin dalam karya-karya mereka.
Didirikan pada 2020, Florto Studio berawal dari inisiatif ilustrator asal Bali, Monez, yang karyanya baru-baru ini tampil pada Google Doodle untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79. Judul pameran, A Studio, Reimagined, mengajak Monez dan para ilustrator Florto Studio untuk kembali mengakses imajinasi mereka—sumber sejati dari kreativitas—sebagai cerminan dari budaya dan lingkungan mereka. Seperti yang dikatakan oleh kurator pameran, Wicitra Pradnyaratih, “Proses penciptaan karya ilustrasi melibatkan proses kompleks dalam mengembangkan narasi; ilustrasi memegang peranan penting sebagai pendamping narasi dengan menangkap momen-momen penting dalam cerita secara visual. Mereka memberikan kehidupan pada situasi yang ada, memperkaya isi tulisan, dan menggambarkan peristiwa yang sedang berlangsung. Dengan merangsang indera dan mendorong imajinasi, ilustrasi adalah pintu gerbang menuju dunia di mana cerita hidup. Tim Studio Florto, yang terdiri dari Monez, Gusde Shidi, Ode Baskara, Yuma, dan Ayu, masing-masing menyajikan perspektif signifikan mereka melalui cerita. Eksplorasi mereka yang luas dan eksekusi yang terampil menghasilkan visual yang memikat, menambah kedalaman dan makna dalam setiap cerita yang mereka ingin bagikan."
Setiap ilustrator yang berpartisipasi dalam A Studio, Reimagined membawa sepotong diri mereka ke dalam karya. Gusde menampilkan estetika ilustrasi Bali yang khas, dengan menonjolkan pengaruh cerita rakyat Indonesia dan epik Hindu dalam karya-karyanya seperti Temptations of Arjuna dan Mencari Lata Mahosadhi, yang terinspirasi dari epik Mahabharata dan Ramayana, sembari mengintegrasikan aksara Bali sebagai elemen visual utama. Demikian pula, Ode terinspirasi dari sumber sastra favoritnya, No Longer Human karya Osamu Dazai. Karya-karyanya menggali pencarian identitas diri dalam konteks aturan-aturan sosial yang tak terucapkan—tetap autentik di tengah dinamika kehidupan perkotaan modern.
Karya Yuma menggambarkan perempuan melalui lensa mitologi yang berakar pada cerita rakyat. Ia memutar kembali elemen-elemen menakutkan atau misterius yang sering dikaitkan dengan perempuan dalam cerita-cerita tersebut, dengan merayakan sisi primitif kewanitaan melalui transformasi dan mendukung pembebasan. Karya Ayu, A Little Space for Spaghetti and Friends, menggambarkan hubungan kita dengan makanan—suatu kebutuhan yang kadang menjadi kebiasaan buruk. Ilustrasinya menyeimbangkan kemewahan dengan rasa kelelahan. Terakhir, Rangkung, karya Monez, adalah instalasi topeng berukuran manusia. Dengan menggali konsep topeng, Monez memainkan elemen-elemen topeng Bali dan karakter superhero modern—memperlihatkan seorang kepala suku dengan tongkat sakral dan jubah bermotif tradisional suku Nyara dari Afrika.
Pameran Florto Studio ini menunjukkan hubungan antara sastra, penceritaan, dan kemajuan teknologi. Sebuah tampilan bagaimana budaya dan lingkungan seseorang terus membentuk hasil karya seni seorang kreator, dan sebaliknya—di mana seniman memainkan peran penting dalam pelestarian warisan budaya sebuah komunitas. Seiring dengan pameran ini, Florto Studio juga akan mengadakan diskusi bersama para ilustrator yang terlibat, membahas karya-karya mereka, penceritaan visual, kewanitaan dan hubungannya dengan ilustrasi, serta topik lainnya. A Studio, Reimagined terbuka untuk umum hingga 1 Desember 2024.