Bagus Pandega Bicara soal Interaksi Alam dan Teknologi dalam Pameran “O”

ROH dengan bangga mempersembahkan O, pameran tunggal dari Bagus Pandega untuk kedua kalinya bersama galeri ini sejak tahun 2016. Pameran ini juga diperkaya dengan essay yang ditulis oleh kritikus seni Harry Burke. Pada pameran O, Bagus mengeksplorasi energi, sumber daya, dan biofeedback melalui siklus karya, baik yang baru maupun yang lampau. Kepada Grafis Masa Kini, Bagus membagikan proses di balik pameran tunggal yang menurutnya cukup kompleks karena ada banyak eksplorasi yang dilakukan sang seniman.

Bagus Pandega menceritakan bahwa pada pameran ini, ia melakukan beberapa eksplorasi baru yang belum pernah dikerjakan sebelumnya. Penamaan O sendiri muncul setelah Bagus merampungkan karya-karyanya. “Dari bentuk konfigurasi, detail-detail dari karya saya banyak yang memiliki bentuk ‘O’,” jelas Bagus. Dalam essaynya, Harry Burke menuliskan bahwa judul pameran O dapat diucapkan sebagai “lingkaran”. “Seperti banyak instalasi yang dipamerkan, simbol ini berbentuk lingkaran, tanpa awal atau akhir. Demikian pula, tidak ada awal atau akhir dalam berhubungan. Ini adalah koan, sebuah provokasi, yang O berikan kepada kita.” Narasi di balik pameran tunggal ini sendiri adalah isu ekologi. Sebagai seniman, Bagus Pandega ingin membangun kesadaran ekologi kepada publik lewat pamerannya dan dengan pendekatan cara berkaryanya. 

Kekaryaan multidisiplin Bagus Pandega mengacaukan sistem mekanis dan industrial demi menawarkan cara-cara alternatif berhubungan dengan teknologi. Pada pameran O, karya Bagus merupakan kritik terhadap aktivitas ekstrasi bumi untuk teknologi–yang dikenal sebagai sustainable energy. “Kendaraan-kendaraan elektrik yang dikatakan memiliki nol persen emisi. Memang mobil memiliki nol emisi, tapi untuk mendapatkan bahan baku dari baterai listrik ini dibutuhkan kegiatan ekstraksi bumi yang membuat permasalahan ekologi lainnya, tanpa riset dampak lingkungan yang baik dan langsung dikerjakan semata-mata untuk nilai ekonomi negara,” jelas Bagus Pandega. Isu yang juga menjadi sorotan Bagus Pandega adalah dampak sustainable energy tersebut kepada penduduk setempat yang hidup dengan bergantung pada alam yang dikuras untuk pertambangan. Selain itu, proses pembuangan limbah industri juga tidak memiliki pengawasan yang tegas.

Zoom

Instalasi multimedia Bagus Pandega seringkali menampilkan cahaya dan suara, ditandai oleh semangat keingintahuan dan swakarya, yang menawarkan eksplorasi halus terhadap bahan daur ulang dan ekonomi sirkuler. Eksplorasi teknis dan medium dalam pameran ini berangkat dari pengalaman yang sudah Bagus aplikasikan selama kurang lebih 15 tahun berkarya di kancah kesenian. “Semua proses saya lakukan bertahap satu per satu. Jadi, tidak bisa secara instan diproduksi tanpa adanya eksplorasi-eksplorasi yang saya lakukan dalam berkarya sebelumnya,” ungkap Bagus. Dalam proses kreatifnya, Bagus Pandega cenderung bereskperimen secara teknis terlebih dahulu, lalu kemudian dikembangkan dengan gagasan dan ide dalam bentuk karya.

Tersusun oleh konsep-konsep yang saling terkait, karya-karya dalam pameran O menggambarkan interaksi manusia dengan semua jaringan digital, hingga absurditas dari penghancuran ekosistem demi melindungi logam-logam komersial. Tanaman berinteraksi melalui biofeedback dan berkolaborasi dalam banyak karya seni di O sebagai refleksi nyata terhubungnya alam dan teknologi. “Bagaimana saya mencoba untuk menampilkan teknologi atau mesin yang diatur oleh alam atau tanaman. Manusia dan teknologi tidak seharusnya mengendalikan alam,” tegas Bagus. 

Elemen oksigen dan nikel adalah fokus utama dari sejumlah karya terbaru Pandega pada pameran ini. Hyperpnea Green (2024), sebuah karya instalasi yang mengubah udara menjadi oksigen murni, tergantung pada langit-langit Galeri Orange milik ROH. Dalam semangat yang sama, Nio (2024) menampilkan video yang mengetengahkan nickel electroplating atau penepuhan nikel. Batu mentah dan bijih nikel masing-masing berputar pada pedestal dalam instalasi Attenuation Coefficient dan Exponential Attenuation (2024), di mana objek dipindai secara 3D untuk menghasilkan video yang ditransmisikan ke dalam tampilan video. Pada Hyperpnea Green, Sansevieria, atau lebih akrab dikenal sebagai tanaman lidah mertua, mengatur aliran udara melalui interaksi biofeedback. Dengan metode yang sama, dalam Ocularflux//1 dan Ocularflux//2 (2024), tanaman bertindak sebagai saklar yang menentukan video yang akan ditampilkan pada layar. Pada A Diasporic Mythology (2021), kumpulan tanaman teh lokal yang menciptakan impuls listrik biofeedback, menghasilkan karya musik kinetik yang spontan. 

Sepanjang pameran ini, materi dan ide bergerak dalam aliran melingkar. Secara harfiah, rangkaian informasi yang berjalan melalui papan sirkuit adalah fondasi dari hampir setiap karya di pameran O. Pameran ini sendiri bertindak sebagai satu karya seni yang saling berhubungan, dengan sistem udara dan pencahayaan galeri yang telah dimanipulasi secara kreatif oleh seniman. Pameran O dibuka untuk umum hingga 28 April 2024 mendatang.

Slide-4
Slide-3
Slide-2
Slide-1
About the Author

Alessandra Langit

Alessandra Langit is a writer with seven years of diverse media experience. She loves exploring the quirks of girlhood through her visual art and reposting Kafka’s diary entries at night.