Perjalanan dan Pandangan Artistik Aprilia Apsari

Program televisi Gemar Menggambar yang dipandu oleh seorang pelukis dan pendidik, Tino Sidin, mengantarkan Aprilia Apsari atau kerap disapa Sari pada seni visual. Sejak saat itu, hasrat Sari untuk menggambar mulai tumbuh dan menekuni hal tersebut hingga saat ini. Mendapat dukungan dari orang tua, Sari yang juga dikenal dengan pseudonim Sartje bahkan diberikan beberapa kampus seni dan desain oleh orang tuanya. Menurut Sari, orang tuanya mengerti dan paham kalau dirinya kurang tertarik pada pelajaran eksakta.

Ia pun memutuskan untuk mendaftarkan diri dan melanjutkan studi di Jurusan Seni Murni Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Walaupun begitu, Sari sendiri tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seniman penuh waktu. “Sebelum kuliah, bayangan saya mungkin suatu saat nanti saya akan bekerja kantoran mungkin sebagai sebagai desainer grafis. Namun, proses kreasi saya di pertengahan era studi di Fakultas Seni Rupa [IKJ] sedikit banyak mengubah aspirasi saya kala itu,” ujar Sari.

Dalam hal artistik, perjalanan dan proses penemuan gaya atau karakter visual Sari tak dapat dipisahkan dari ketertarikannya pada hal-hal klasik. Semua berawal dari kegemarannya mengoleksi buku cerita dan majalah serta menyaksikan film animasi pada awal tahun 90-an. Menurut Sari, di periode sekolah menengah, kegemarannya terhadap mengoleksi rilisan fisik seperti kaset dan cakram padat juga sedikit banyak memengaruhi proses ketertarikan Sari pada dunia grafis.

Kemudian semuanya berlanjut di dunia kampus. “Kuliah benar-benar menjadi gerbang perkembangan proses berkarya saya. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika melihat buku Journal berjudul Boeatan Indonesia Asli karya LeBoYe Creations di tahun 2000, sebuah jurnal yang berisi ragam archive yang berkaitan dengan budaya dolanan [permainan] Indonesia,” Sari menjelaskan.

Zoom-

Dalam pandangan Sari, momen tersebut menjadi pemicu baginya untuk lebih apresiatif dan mendalami gaya ilustrasi dan desain klasik Indonesia. Ia mengatakan, “Saya merasa itu sangat related dengan keseharian saya. Lalu setelah lulus saya bertemu dengan teman-teman dekat yang juga appreciate dengan esensi serupa dan berlanjut hingga kini.”

Selain itu, bagi Sari, beberapa orang mungkin hanya menerima retro hanya sebagai salah satu gaya. “Namun, secara pribadi terlepas dari bagus atau tidak, saya suka hasil akhir dari eksekusi yang jujur dan manusiawi, lo-fi, misprints, garis tangan yang ekspresif, mentah, CMYK,” Sari beranggapan.

Seiring dengan perkembangan zaman, karya Sari hadir dalam beragam presentasi. Tak hanya lukisan dan karya cetak, Sari juga berkarya lewat media digital dan gambar gerak. Sari mengatakan, “Ini bisa dibilang salah satu cara untuk memelihara jiwa playful dalam diri kita sebagai seorang seniman. Untuk saya tidak membatasi media apa yang kita buat cukup membuat saya tetap senang berkarya.”

Terkait perkembangan dan perubahan di ekosistem kreatif, Sari meyakini bahwa seniman adalah bagian terpenting dalam ekosistem. Ia berpendapat bahwa setiap seniman memiliki metodenya masing-masing dalam beradaptasi. “Sekali lagi tidak ada aturannya apakah seorang seniman harus mengikuti lajur kecepatan perubahan ekosistem yang sedang berlangsung. Bagi saya, yang penting unity ekosistem tetap terjaga dan saling memelihara hubungan baik antar seniman, itu sepertinya lebih penting,” Sari menuturkan.

Telah berkarir cukup lama, Sari pun menyadari bahwa eksistensi audiens akan terus berkembang dan berubah. Menurutnya, secara berkala akan selalu ada audiens baru dan dirinya tidak bisa mengontrol variabel siapa penikmat karyanya. Ia mengatakan, “Bisa jadi karya seni kita adalah bagian dari masa lalu mereka atau bisa pula beberapa dari para audience baru saja mengenal karya saya baru-baru ini.”

Sebagai seniman perempuan, Sari melihat keberagaman latar belakang seniman Indonesia memiliki banyak warna dan sifatnya egaliter dan hal itu yang membuat dirinya nyaman menjadi bagian dari itu. “Kita semua saling support satu dan lainnya dan selalu senang apabila bisa bertemu langsung saat pagelaran atau pameran. Saling menginspirasi dan memotivasi adalah salah satu peran penting dalam ranah seni di Indonesia. Saya rasa ekosistem seni akan terpelihara dengan baik apabila kita bisa saling menjaga dan menghargai satu sama lain,” Sari menutup percakapan.

Slide-1
Slide-2
Slide-3
Slide-4
Slide-5
About the Author

Daud Sihombing

Daud Sihombing has been writing professionally for the past 9 years. This fervent alternative publishing enthusiast prefers his quaint little town over the hustle and bustle of the city and doesn't let sleep stop him from watching every single AS Roma match.