Mengintip Pameran Tunggal Darbotz di Srisasanti Gallery
Srisasanti Gallery dengan bangga mempersembahkan Monstrous Mastery, pameran perdana Darbotz bersama galeri. Darbotz sendiri adalah salah satu seniman jalanan paling terkenal—walaupun anonim—di Indonesia. Menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di Jakarta, ibu kota dan kota metropolitan Indonesia telah menyadarkannya akan segala hiruk pikuknya. Baginya, kemacetan, semrawut, dan hiruk pikuk Jakarta harus dihadapi setiap hari. Melalui karya-karyanya, ia belajar menerima kenyataan hidup di masyarakat perkotaan seperti Jakarta dan menggali lebih jauh keindahan di balik kegilaan. Ia menciptakan alter ego untuk menghadapi kota keras bernama “cumi”, karakter monster yang dapat beradaptasi dan terus berevolusi terhadap lingkungannya.
Pada pameran tunggal ini, Darbotz menggunakan monster sebagai analogi dari konsekuensi dan kompensasi dari nilai perjuangan dirinya untuk bertahan hidup di kota megapolitan seperti Jakarta. Pameran ini menampilan karya baru Darbotz yang terdiri dari 29 lukisan di atas kanvas, 24 gambar di atas kertas, 10 gambar kolaborasi bersama seniman grafiti Yogyakarta, dua patung, dan mural yang akan menghiasi galeri.
Jakarta sebagai ibukota yang dinamis dan terus berubah, menciptakan kehidupan yang keras dan penuh ketidakpastian. Tingkat ketegangan yang tinggi, kepadatan kendaraan, kemarahan dan kegigihan, mencerminkan gejolak hidup yang terjadi di tengah Jakarta. Hiruk pikuk kota besar tersebut yang menjadi inspirasi Darbotz dalam pameran Monstrous Mastery ini. Karya-karya yang ditampilkan adalah karya yang mengambil inspirasi atas kontradiksi yang ditampilkan antara kemajuan perkotaan dan keterasingan manusia. Darbotz pun secara khusus menempatkan tema ini untuk ditampilkan dalam pamerannya tunggalnya di Yogyakarta; kota yang berselimut mitos akan kebesaran seni dan graffitinya; kota yang tak tendensius dan menganut cita-cita akan paseduluran dan keramahan; kota yang pada belasan tahun lalu menjalin kenangan dengan Darbotz lewat pagelaran seni lengkap dengan skena graffitinya.

“Monstrous” dan “Mastery” tumpang tindih menciptakan sinergi serta refleksi mendalam akan kemampuan manusia bertahan hidup. Memilih graffiti sebagai bahasa visualnya, Darbotz memahami sepenuhnya bahwa lanskap kota merupakan kanvas yang potensial untuk digunakan dan sejak tahun 2004 sosok monster ini berkembang. Graffiti memiliki daya magis yang mampu membangkitkan adrenalin serta kesadaran untuk meresapi entitas kehidupan kota. Ia pun memiliki kekuatan komunikatif yang menciptakan dialog tersembunyi. Demikian Darbotz mengemas karya-karyanya dalam pameran Monstrous Mastery yang secara eksploratif mengungkap sisi gelap dan ambiguitas manusia dalam bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan urban. Pameran Monstrous Mastery akan dibuka untuk publik dari 2 Maret - 5 Mei 2024. Jam buka pameran adalah Selasa - Jumat, 12:00 – 19:00 WIB dan Sabtu & Minggu, 12:00 – 20:00 WIB. Pembukaan pameran sendiri telah dilaksanakan pada Jumat, 1 Maret 2024, 17:00 WIB. Srisasanti sendiri berlokasi di Tirtodipuran Link Building A, Yogyakarta.
Srisasanti Gallery merupakan galeri seni yang didirikan pada tahun 1994 oleh E. St. Eddy Prakoso dengan tujuan utama untuk menginisiasi apresiasi global bagi seniman Indonesia. Melalui program manajemen dan representasi, Srisasanti Gallery mendedikasikan upayanya dalam mengembangkan karier seniman dengan perspektif jangka panjang sekaligus mengenalkan karya mereka kepada audiens yang lebih luas, baik dalam lingkup regional maupun global. Galeri ini juga menginisiasi berbagai program pameran maupun non-pameran secara berkelanjutan bagi seniman-seniman yang memiliki peran penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Selain menghadirkan rangkaian program in-house yang intensif dan dinamis setiap tahunnya, Srisasanti Gallery juga aktif mendukung seniman-senimannya dalam presentasi art fair ataupun ajang internasional lain.